Muslimahdaily - Begitu dahsyat keutamaan memberi makanan bagi orang – orang yang kelaparan menurut pandangan Rasulullah. Berangkat dari hadits Rasul dan kebiasaan turun – temurun yang dilakukan para sahabat dalam bersedekah makanan, masyarakat Indonesia lewat Yayasan Nusantara Palestina Center (NPC) membuka Dapur Umum Amanan Indonesia di Rumah Sakit As-Syifa, Gaza, Palestina.

Dapur Rumah Sakit As-Syifa Berbulan - bulan Dilanda Krisis Pangan

Yayasan NPC yang digagas oleh Abdillah Onim ini mengadakan program Dapur Umum pada Sabtu, 26 Januari 2019 dikarenakan sudah berbulan – bulan lamanya ribun pasien di rumah sakit itu dilanda krisis pangan.

 

Setidaknya ada 3.300 porsi makanan gratis yang dibagikan kepada ribuan pasien yang terdiri dari anak – anak hingga orang dewasa. Bahkan, tidak hanya berupa makanan saja, program ini turut menghadirkan sejumlah bantuan obat – obatan serta bahan bakar minyak.

Nantinya, direncanakan program ini akan berlangsung selama 10 hari, dengan total 33.000 porsi makanan. Program Dapur Umum Amanah Indonesia akan membidik pasien yang menderita gagal ginjal, para lansia, serta anak – anak yang dirawat di ruang instalasi Rumah Sakit As-Syifa, Gaza, Palestina.

Di tengah rasa sakit dan duka akibat krisis, Dapur Umum Amanah Indonesia bisa menjadi oase penyejuk bagi para pasien yang sangat membutuhkan makanan bernutrisi selama masa pemulihan. Makanan ini disediakan berkat kerja sama Dapur Umum Amanah Indonesia dan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

Di hari pertama, paket makanan menyajikan roti, ayam bakar, humus serta buah – buahan dan soft drink. Per paket menghabiskan dana sekitar Rp80.000 per kepala.

Sedangkan, biaya operasional Dapur Umum selama 10 hari diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp200.000.000, dengan alokasi dana terbesar untuk membeli bahan mentah yang disediakan oleh mitra atau vendor pihak kedua yang ditunjuk KEMKES Palestina.

Rumah Sakit Membutuhkan Bantuan Bahan Bakar Minyak Untuk Menyalakan Genset di Ruang Operasi

Bayangkan bagaimana kendala yang selama ini dihadapi oleh para ahli medis tanpa ada cadangan listrik ketika melakukan operasi pembedahan pasien kegawatan. Tentunya, nyawa pasien yang akan menjadi taruhan.

Rumah Sakit As-Syifa sebenarnya memiliki sejumlah generator yang bisa dinyalakan sebagai cadangan suplai listrik. Namun, karena tidak ada pasokan bahan bakar minyak (BBM), maka generator tidak bisa difungsikan seperti seharusnya.

Untuk mengatasi hal ini, Yayasan NPC memberikan program bantuan BBM sebanyak 8.000 liter solar atau setara Rp150.000.000 untuk menyalakan generator dalam 7 – 10 hari, terutama di instalasi khusus anak – anak dan lansia. Tak hanya itu, pasokan obat – obatan yang mulai menipis, turut dibantu dengan dana Rp500.000.000 – Rp1 Milyar hanya untuk 7 hari di satu instalasi.

Kendati masih jauh dari kata cukup, pihak Yayasan NPC menyebutkan bahwa program ini sangat krusial di tengah krisis ekonomi yang melanda warga Gaza. Tidak ada solusi lain yang lebih baik, kecuali saling membantu di antara umat Islam demi menyelamatkan nyawa anak – anak di Gaza.

Krisis Terjadi Akibat 12 Tahun Blokade Israel

Menurut beberapa staf Rumah Sakit As-Syifa. Dr. Mukhlis Al-Adam, pihak rumah sakit telah berupaya keras untuk menyediakan segala kebutuhan pasien. Namun apa daya, 12 tahun blokade yang dilakukan militer Israel telah melumpuhkan kota Gaza dari berbagai sektor. Krisis pangan, BBM dan obat – obatan hanyalah sebagian kecil derita warga Gaza. Puncak krisis telah berlangsung pada 2018 hingga awal 2019.

Mirisnya, pihak Israel tidak mengizinkan bantuan negara lain masuk ke Gaza ataupun impor pasokan BBM dari luar. Mereka juga hanya memberikan pasokan listrik empat jam setiap hari. Bagaimana mungkin, rumah sakit bisa melaksanakan tindakan operasi apabila tidak ada suplai listrik? Sebuah bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia dan tragedi kemanusiaan terjadi di depan mata. Akan tetapi, kebanyakan umat Muslim tidak menggubrisnya.

Rumah Sakit Asy-Syifa adalah Rumah Sakit Rujukan Terbesar di Gaza

Sebagai rumah sakit terbesar dengan luas mencapai 365 km², tidak heran jika kemudian Rumah Sakit Asy-Syifa menjadi rumah sakit rujukan di seluruh Palestina. Setiap bulan, biaya operasional bisa mencapai Rp1,4 Milyar.

Biaya ini meliputi memberikan makanan bagi 3.000 makanan yang dirawat dalam 3x jam makan (pagi, siang dan malam). Karena keterbatasan dana dan krisis pangan inilah, hanya sebagian pasien yang masih mampu dirawat atau sekitar 500 pasien. Sementara sisanya, harus pulang karena banyak alat kesehatan dan obat – obatan yang kosong.

Pihak Rumah Sakit Sangat Berterimakasih atas Program Dapur Umum Amanah Indonesia

Kepedulian dan bantuan masyarakat Indonesia, menjadi semangat dan motivasi pasien di Rumah Sakit Asy-Syifa kembali tersenyum. Dr. Mukhlis Al-Adam selaku perwakilan dari pihak rumah sakit memberikan ucapan terima kasih sebesar – besarnya dan apresiasi yang sangat tinggi pada Yayasan NPC dan seluruh warga Indonesia.

Jangan biarkan timbangan amal kita ringan atau bahkan melompong, sementara ada berbagai hal yang bisa kita lakukan untuk umat Muslim lain yang membutuhkan bantuan.

Mari bersedekah dan membantu menebarkan senyum di atas krisis yang melanda Gaza. Mari membuat timbangan amal kebaikan kita lebih berat melalui:

Rek. BNI Cab. Kramat 69000 90089 a/n Yayasan Nusantara Palestina Center

Atau

Rek. BNI Cab. Kramat 69000 90001 a/n Abdillah Onim