Muslimahdaily - Sementara di Selandia Baru, warga masih berduka dan berusaha menghibur komunitas Muslim dan keluarganya, dua orang Muslimah di Stasiun Kereta Api Auckland menjadi sasaran keji pelecehan verbal hari ini karena memakai jilbab.
Kedua saudara perempuan ini diteriaki oleh seorang pria yang berkata, “Kembalikah ke negara asalmu!”.
Kedua wanita ini tidak pernah mendapatkan perlakuan buruk sebelumnya dan mereka kini mengalami trauma atas pelecehan itu.
Iqra (21 tahun) dan saudara perempuannya, Asma (18 tahun) sempat berpikir untuk tidak mengenakan jilbab mereka di depan umum.
“Bagi kami, itu adalah kata – kata yang sangat mengganggu” kata Iqra dengan suara gemetar.
Dia menjelaskan kejadian itu sekitar jam 1 siang dengan kondisi yang cukup ramai lalu – lalang penumpang. Iqra menyarankan agar sebaiknya saat ini kaum Muslimah mempertimbangkan untuk bepergian dalam kelompok agar tidak mengalami kejadian yang sama.
"Yang paling mengejutkan adalah tidak ada petugas keamanan yang terlihat," kata Iqra.
Dia bersama adik perempuannya Asma saat kejadian berlangsung didekati oleh seorang lelaki yang tampak membawa sebotol minuman keras.
Tidak disangka, kemudian lelaki itu mulai berteriak,” Apa yang kamu lihat? Aku benci gadis. Kembalilah ke negaramu yang fasih.”
Lelaki itu digambarkan sebagai pria paruh baya, pendek, dan memakai T-shirt abu – abu dan celana hitam.
Iqra begitu shock dan tidak percaya bahwa ada seseorang yang tega berbicara demikian setelah serangan teroris hari Jumat di Christchurch, Selandia Baru.
"Saya tahu ini hanya satu orang dan kebanyakan orang telah mendukung Muslim tetapi itu sangat menyedihkan," kata Iqra.
Iqra dan saudaranya belum pernah mengalami pelecehan seperti ini sebelumnya.
"Mengerikan sekali."
Pria itu sempat berteriak – teriak hingga tiga kali, bahkan ia juga mengancam akan memfilmkan peristiwa itu, "Aku akan memfilmkanmu, kau Muslim yang jelek", sebelum berkata lagi “Kembalilah ke negara asalmu!”.
Pikiran Iqra sempat ingin membalas ucapan kasar pria itu, bahwa ia juga berhak tinggal di negara ini sama seperti orang lain.
"Tetapi saya tidak ingin mengatakan apa-apa karena saya takut saya akan semakin memicu kemarahan, terutama mengingat apa yang terjadi di Christchurch," kata Iqra.
Selanjutnya, Iqra mengatakan bahwa ia telah membuat laporan ke polisi dan diberi tahu bahwa polisi sudah mengidentifikasi sang pelaku.