Muslimahdaily - Ketika Sersan Cecilia Valdovinos diberi izin untuk mengenakan hijab saat berseragam militer tentara Amerika Serikat pada 2018, hatinya begitu berbunga – bunga dan terharu.

Ia merupakan muslimah yang menjadi mualaf pada 2016. Ia percaya bahwa dedikasinya untuk membela negara Amerika Serikat tidak akan terganggu dengan identitasnya sebagai muslim.

Sampai ketika seorang petugas pengawas yang bertugas di unitnya, Command Sgt. Mayor Kerstin Montoya menelepon, dan memaksanya untuk melepaskan jilbabnya. Cecilia Valdovinos begitu terkejut, ia mengajukan keluhan terhadap Angkatan Darat Amerika Serikat karena merasa didiskriminasi.

Dituduh Rambutnya Tidak sesuai Standar

Lebih lanjut lagi, Montoya mengklaim bahwa rambut Cecilia Valdovinos tidak sesuai standar militer Amerika Serikat ketika memakai jilbab. Sehingga, ia memaksanya untuk melepaskan jilbab.

Akan tetapi, pernyataan lain diberikan oleh Mikey Weinstein, pendiri dan presiden Yayasan Kebebasan Beragama Militer (MRFF) yang membantu Cecilia Valdovinos dalam kasusnya.

Ia menyindir Montoya memiliki penglihatan tembus pandang karena bisa melihat rambut seseorang di balik jilbabnya.

“Bahkan jika CSM Kerstin Montoya memiliki kesaktian mata X-Ray, rambut klien kami terselip rapi di bawah jilbab. Lagipula, ia sudah menyesuaikan rambutnya sesuai penampilan militer Angkatan Darat Amerika Serikat. Dalaman jilbabnya juga telah disetujui oleh Angkatan Darat Amerika Serikat sebelumnya.” Papar Mikey Weinstein.

Kebebasan Beragama di Militer Amerika Serikat

Pada tahun 2017, Angkatan Darat Amerika Serikat mulai mengizinkan kebebasan beragama bagi para tentara. Termasuk memakai jilbab, sorban dan memanjangkan janggut dengan syarat harus ada rekomendasi dari komandan batalyon.
Cecilia Valdovinos merasa bahwa ia diperlakukan diskriminatif dengan ekstrim. Ia juga pernah disebut sebagai “teroris” atau “ISIS”.

Padahal, sebelumnya Cecilia Valdovinos telah diberi izin untuk memakai jilbab saat berseragam oleh komandan batalyon sebelumnya, Kolonel David Zinn, pada Juni 2018.

Namun, ia kemudian mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari korpsnya. Ia bahkan diturunkan dari sersan menjadi Specialist atau setara dengan kopral.

Sungguh menyedihkan melihat negara sebesar Amerika Serikat masih melakukan tindakan semena – mena terhadap warga negaranya, terlebih lagi bertugas membela negara Amerika Serikat dan mengabdi sebagai tentara.

Jilbab sama sekali tidak menghentikan Cecilia Valdovinos tetap bekerja setiap hari. Cecilia Valdovinos bahkan diberikan izin untuk mengenakan jilbabnya saat berseragam, jadi mengapa harus ada ancaman melanggar protokol ketika rambutnya terselip di bawah hijabnya?

Rupanya, sumpah Cecilia Valdovinos untuk melindungi Amerika Serikat dan kesediaan untuk mengabdikan hidup kepada Negeri Paman Sam masih belum cukup.

Mengapa Muslim Amerika harus membuktikan kesetiaannya pada negara dengan cara yang tidak sesuai standar syariat? Kasus yang menimpa Cecilia Valdovinos membuat banyak orang Muslim Amerika bertanya – tanya, apakah ada standar yang bisa dipenuhi oleh seorang Muslim – Amerika agar bisa dilihat dan diakui sebagai warga Amerika yang benar – benar “asli”?