Seorang Anti-Islam Amerika, Pergi dengan Pelukan

Muslimahdaily - Seorang wanita Ohio yang datang membawa atribut-atribut anti-Islam ke Noor Islamic Cultural Center (NICC), Ohio, disambut dengan pelukan hangat dari seorang muslimah, sekaligus diundang untuk masuk ke dalam masjid.

“Annie dari Lancaster, wanita yang memprotes Islam itu, menolak ketika ku ajak masuk ke dalam masjid untuk minum kopi dan makan bagel (roti bundar seperti donat yang berasal dari Polandia) bersama kami,” ucap seorang muslimah yang hadir pada saat itu, Cynthia Eugenia Cox DeBoutinkhar, melalui Facebook yang diposting hari Minggu, 11 Oktober kemarin.

Annie tiba-tiba datang pada hari Sabtu(10/11/15) ke NICC, sebagai bentuk partisipasinya dalam protes nasional melawan muslim di Amerika Serikat.

Dengan membawa berbagai macam atribut anti-Islam—termasuk yang menyatakan ‘No Shari’ah Law’ (Tolak Hukum Syariat)—Annie justru mendapat sambutan hangat dari Cynthia.

“Entah kenapa, ada sepercik perasaan yang mendorongku untuk mengajaknya berpelukan. Aku pun memeluknya erat dan tak melepaskannya. Aku merasakan otot tubuhnya yang tadinya kaku menjadi rileks. Kemudian, aku mengajaknya untuk masuk ke dalam (masjid) bersamaku, dan ternyata ia KETAKUTAN! Aku bertanya, apakah aku terlihat menyeramkan dan dia menggeleng. Aku pun berjanji akan terus berada di sampingnya selama berada di sana (masjid).”

Dengan jaminan itu, Annie akhirnya mau masuk ke dalam masjid.

Annie, dengan Cynthia di sampingnya, menjalani tur kecil yang menjelaskan bangunan masjid itu. Ia diperlihatkan bagaimana tempat beribadah bagi pria dan wanita, termasuk tempat dimana anak-anak belajar. Ketika waktu ashar tiba, Annie pun melihat secara langsung bagaimana para muslim dan muslimah sholat.

Annie meluangkan waktu 2 jam bersama Cynthia dan temannya, berdiskusi mengenai konsep keyakinan dalam tiga agama samawi (Islam, Nasrani dan Yahudi) dan kesalahpahaman masyarakat umum terhadap konsep ajaran Islam.

Dalam diskusi tersebut, Annie bercerita kepada Cynthia bahwa ada temannya dari Turki yang beragama Islam. Tapi, setelah keluarganya dibantai, dia ‘keluar’ dari Islam. Temannya itu kemudian memberitahu kepada Annie hal-hal negatif mengenai Islam. Merasa tak cukup, Annie mencari informasi mengenai Islam dengan menonton Fox News dan mencarinya di Google.

“Setelah semua orang pergi meninggalkan masjid untuk melanjutkan aktifitasnya, aku dan temanku mengajak Annie untuk ke ruang pertemuan. Di sana, kami melanjutkan diskusi kami selama DUA JAM! Kami bertiga mendiskusikan masalah Injil, Al-Qur’an, Taurat, hari raya Id, Mekkah, Yesus Kristus (Nabi Isa), mukjizat dan sebagainya, dan sebagainya.”

Kemudian, setelah puas berdiskusi, Annie pun pamit. Sebelumnya, ia diberikan sebuah terjemahan Al-Qur’an. Ia berpisah dengan senyum yang mengembang.

“Kalian semua ramah dan baik sekali. Aku sama sekali tidak menyetujui kekerasan dan pembantaian (begitu juga dengan kami, muslim). Aku akan membaca kitab ini (Al-Qur’an). Aku tak pernah menyangka kalian (muslim) akan berbuat baik padaku, padahal aku sudah berdiri di sini sambil membawa atribut-atribut anti-Islam itu. Maaf,” ucap Annie sebelum meninggalkan Cynthia dan temannya.

Berdasarkan data US Religion Census yang terbit pada tahun 2010 yang lalu, Islam merupakan agama yang bertumbuh pesat di Amerika selama 10 tahun terakhir. Sebanyak 2,6 juta orang yang tinggal di Amerika sekarang, naik sebanyak 1 juta dari tahun 2000.

Add comment

Submit