Muslimahdaily - Pandangan anti muslim terus meluas di Amerika, setelah salah satu kandidat calon presiden dari partai Republik, Donald Trump gencar mengkampanyekan anti muslim dan ingin menyingkirkan umat muslim dari Amerika.
Demi melawan stigma negatif tentang muslim, warga amerika berbondong mulai memplajari bahasa Arab, walaupun sedikit sekali warga negara Amerika yang berbicara dalam bahasa Arab (bila dibandingkan dengan bahasa Spanyol dan Mandarin), tetapi bisa dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang paling cepat berkembang di tanah Amerika. Mulai dari bangku TK sampai perguruan tinggi, dari daerah-daerah terpencil sampai kota-kota besar.
"Beberapa orang mempelajari bahasa Arab dikarenakan mereka ingin memiliki skill yang berkaitan dengan pekerjaan mereka, tapi sebagian besar lainnya merupakan warga negara Amerika sejati yang memiliki pandangan terbuka terhadap kultur-kultur asing." Terang Mahmud Al-Batal, seorang profesor dari Universitas Texas di Austi, seperti yang dilansir dari laman Al-Jazeera.(18/12/15)
“Mereka sama sekali tidak meyakini apa-apa yang Donald Trump katakan kepada mereka atau apa yang ada diberita-berita pemboman yang sering terlihat di televisi. Mereka benar-benar ingin memahami kultur dan bahasa asing itu demi kebaikan diri mereka sendiri,” tambah Mahmud.
Coumba Gueye, 17 tahun, mulai mempelajari bahasa Arab di salah satu sekolah umum di Washington 4 tahun yang lalu. Ia masih ingat betul, 2 tahun perjuangannya dalam mempelajari huruf-huruf Hijaiyah, tatanan bahasa yang rumit dan pelafalannya yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri.
Protes, Seorang Muslimah Diusir dari Kampanye Donald Trump
“Mempelajari bahasa Arab benar-benar membuka mataku terhadap negara-negara di Timur Tengah. Berbeda dengan pandangan umum, ternyata masyarakat Arab sangat komprehensif, inklusif, ramah dan memiliki beberapa hal yang sama dengan orang-orang Amerika pada umumnya. Seorang gadis di Doha memiliki kegemaran, ketertarikan dan keinginan yang hampir sama dengan gadis yang ada di negara ini.”
Sayangnya, kejadian tragis di California yang baru-baru ini dilancarkan oleh sepasang suami-istri Muslim dan menewaskan 14 orang ini dapat merusak stigma masyarakat terhadap bahasa Arab. Para tenaga pengajar di sana mengkhawatirkan para orang tua murid yang memprotes ke pihak sekolah dan meminta kurikulum bahasa Arab untuk dicabut dari kegiatan belajar dan mengajar di sekolah-sekolah.