Muslimahdaily - Direktur Kedaruratan World Health Organization (WHO), Michael Ryan menuturkan bahwa virus corona kemungkinan tidak akan pernah hilang dari bumi. Ryan juga mengatakan bahwa jika memang nanti vaksin ditemukan, diperlukan upaya yang besar dalam menerapkannya.

“Virus ini kemungkinan hanya menjadi endemik virus pada komunitas kita, dan virus ini kemungkinan tidak akan pernah hilang,” katanya pada konferensi pers virtual WHO di Jenewa, Swiss, seperti dilansir dari BBC Indonesia.

Alih-alih berharap wabah ini berakhir, Ryan justru mengajak warga dunia agar berpikir realitis dan fokus untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi wabah virus corona dalam jangka waktu panjang.

“Saya pikir penting agar kita realistis dan saya tidak berpikir siapa pun dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang,” katanya lagi.

Menurutnya apabila vaksin ditemukan, maka butuh upaya besar dalam penerapannya. Sementara bila tanpa vaksin, manusia butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kekebalan yang cukup terhadap virus.

Ryan menuturkan, hal ini dapat saja terjadi jika melihat penyakit campak yang tak kunjung usai walau sudah ditemukan vaksin. Hal serupa juga terjadi pada virus HIV yang mana hingga kini kasusnya terus bertambah, di samping juga belum ditemukan vaksin terhadap virus tersebut.

“HIV belum juga hilang, tapi kita telah menerima dan menghdapi virus itu,” imbuhnya.

Sementara itu Direktur Jendal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu menanggapi aksi sejumlah negara yang mulai melakukan pelonggaran lockdown. Menurutnya tidak ada jaminan bahwa pelonggaran tersebut tidak akan menimbulkan gelombang kedua penyebaran virus.

“Banyak negara yang ingin keluar dari pandemik dengan beagam upaya. Namun, rekomendasi kami masih berupa peringatan bahwa setiap negara harus berada pada tingkat kewaspadaan tertinggi,” kata Tedros.

"Ada semacam pemikiran ajaib bahwa lockdown berfungsi sempurna dan membuka lockdown akan bagus. Keduanya penuh bahaya,” tambah Ryan.

Hingga Kamis (14/5), kasus virus corona di seluruh dunia tercacatat sudah mencapai angka 4,35 juta lebih kasus, dengan jumlah 1,55 juta jiwa sembuh dan 297 ribu kasus meninggal.