Muslimahdaily - Jenis tes COVID-19 yang umum digunakan saat ini adalah rapid test antigen dan swa Polymerase Chain Reaction (PCR). Tes COVID-19 PCR dinilai sebagai metode dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Namun, saat ini pemerintah berencana mengganti swab dengan tes saliva atau air liur untuk pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR).
Melansir dari Detik.com, Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kelapa BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan sejumlah lembaga tengah melakukan penelitian terhadap metode tes COVID-19 dengan saliva.
Tes COVID-19 saliva adalah metode pendeteksi virus Corona dengan menggunakan sampel air liur. Berdasarkan hasil penelitian dari Memorial Sloan Kettering di New York, ditemukan bahwa antara saliva dan swab yang diberikan melalui mulut adalah 93 persen, dan sensitivitasnya adalah 96,7 persen.
Lebih lanjut, metode swab yang diberikan melalui hidung dan air liur memiliki hasil yang sesuai 97,7 persen, dengan sensitivitas 94,1 persen. Sedangkan metode berkumur hanya efektif 63 persen dalam mendeteksi virus. Kesepakatan antara metode swab hidung dan berkumur adalah 85,7 persen.
Selain itu juga, penelitian menemukan bahwa sampel air liur dapat bertahan hingga 24 jam bila disimpan dengan kantong es atau pada suhu ruangan. Peneliti mendeteksi tidak ada perbedaan konsentrasi pada saat pengumpulan, delapan jam kemudian atau 24 jam kemudian.
Dapat dilakukan mandiri dengan pengawasan nakes
Keunggulan dari tes saliva dibandingkan swab PCR yakni bisa dilakukan secara mandiri dengan diawasi oleh tenaga kesehatan sehingga dapat menurunkan risiko tenaga kesehatan terpapar COVID-19. Selain itu juga dapat menekan penggunaan APD bagi tenaga kerja kesehatan.
Kendati demikian, sampai saat ini WHO belum merekomendasikan penggunaan air liur sebagai salah satu pengambilan sampel untuk pemeriksaan PCR.
Tes COVID-19 saliva ini sudah dilakukan di sejumlah negara seperti Hong Kong dan Taiwan. Salah satunya Singapura yang telah menyetujui menggunakan alat tes COVID-19 dari Advanced MedTech Holdings untuk digunakan dalam menguji air liur dari dalam tenggorokan.
Penggunaan air liur saliva untuk PCR COVID-19 merupakan metode yang akurasinya hampir sama dengan swab nasofaring, serta memiliki beberapa kelebihan. Seperti yang kita ketahui metode swab nasofaring adalah metode pengumpulan cairan atau sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokan atau dahak.
Jika alat tes berbasis liur itu bisa diciptakan sebagai inovasi baru, maka akan menjadi alternatif untuk pemeriksaan COVID-19 yang lebih nyaman bagi masyarakat.