Muslimahdaily - Umat Muslim di Berlin harus melakukan tes swab terlebih dahulu, sebelum memasuki masjid dan menjalani ibadah shalat Tarawih. Serangkaian tes tersebut digelar oleh tim medis dengan dorongan dari pihak berwenang ibu kota Jerman untuk meningkatkan kesadaran atas COVID-19 di kalangan Muslim, khususnya selama bulan suci Ramadhan, dan di antara populasi imigran secara umum.
Tes tersebut dilakukan di luar masjid Berlin sehingga tim medis pun disiapkan berjaga di lokasi pengujian di luar masjid.
Duduk di belakang meja tes, staf medis yang terdiri dari orang Libya, Suriah dan Armenia melakukan tes secara gratis bagi jamaah yang telah berbaris dengan sajadah mereka sendiri.
Salah satu umat Muslim yang menjalani tes swab adalah Imam Abdallah Hajjir. Ia mengatakan, upaya mendorong jamaah untuk melakukan uji COVID-19 merupakan salah satu cara untuk berkontribusi dalam memerangi pandemi.
"Dengan melindungi anggota komunitas kami, ini sama dengan melindungi yang berhubungan dengan mereka atau masyarakat secara keseluruhan," kata Imam, dikutip dari laman Daily Mail, Rabu (28/4).
Diketahui, sekitar 35 persen penduduk Berlin memiliki latar belakang imigran. Lingkungan dengan proporsi imigran tertinggi ini telah mencatat jumlah kasus COVID-19 tertinggi sejak pandemi dimulai setahun yang lalu.
Mereka yang terkena paparan virus COVID-19 biasanya berasal dari daerah dengan kepadatan penduduk di atas rata-rata. Tak hanya itu, banyak imigran yang tinggal berdekatan di apartemen kecil atau di pusat suaka, bahkan terkadang bisa hingga lima orang berbagi satu kamar.
Di Jerman, sama halnya seperti tempat lainnya, orang yang memiliki latar belakang berbeda atau asing kerap dipekerjakan dalam lingkungan yang tidak dapat dilakukan jarak jauh. Menurut Institut Dezim terkait penelitian tentang integrasi dan migrasi, salah satunya seperti membersihkan rumah atau merawat orang tua.
Saat upaya vaksinasi COVID-19 Jerman semakin cepat, pemerintah kota juga meningkatkan upaya mencoba mengatasi penolakan besar dari beberapa migran. Petugas Integrasi Berlin, Katarina Niewiedzial, menyebut banyak informasi palsu yang beredar seputar vaksin.
Niewiedzial menambahkan, orang-orang dengan posisi tertentu di masyarakat seperti imam, sangat baik untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Meskipun dampak yang dihasilkan dari khutbah yang disampaikan tokoh agama bisa sangat berbeda.
Terkait hal ini, maka dilakukan tes swab di masjid dan mengajak imam masjid untuk bergabung.
Sementara itu, upaya lain Berlin dalam mengurangi penyebaran paparan virus adalah meluncurkan podcast informasi mengenai virus korona dalam lebih dari 12 bahasa, termasuk bahasa Arab, Farsi, dan Kurdi.