Muslimahdaily - Kebencian anti-Muslim atau Islamofobia di Inggris saat ini mengalami peningkatan sebanyak 430 persen. Berdasarkan laporan yang dibuat sekelompok peneliti, angka ini meningkat dibanding satu pekan sebelumnya, pada 8-17 Mei 2021. Lonjakan ini juga dikaitkan dengan eskalasi serangan Israel terhadap Palestina.
Melansir laman Republika, Tell Mama UK menyatakan, 13 laporan terkait serangan Islamofobia terjadi pada 1-7 Mei dan meningkat menjadi 56 serangan pada pekan berikutnya.
“Insiden itu jelas dipengaruhi oleh apa yang terjadi di Israel dan Palestina. Menyusul lonjakan tersebut, kami telah dan terus mengamati sejumlah laporan terkait, seperti perundungan rasialis di kalangan siswa,” kata kelompok tersebut.
Kelompok itu juga menyebut ada beberapa komentar yang mengkhawatirkan, bahkan sepenuhnya tidak dapat diterima, datang dari staf dan manajemen di beberapa sekolah terhadap siswa di sana.
Mengutip Undang-Undang Kesetaraan 2010 negara, kelompok itu menggarisbawahi badan publik, termasuk sekolah, harus mempertimbangkan untuk menghapus diskriminasi, memajukan kesetaraan mereka yang memiliki karakter yang dilindungi, serta berusaha untuk membina hubungan yang positif dan baik antara kelompok-kelompok tersebut.
Selain itu, mereka juga mendesak penyelidikan penuh atas insiden kebencian dan rasialisme semacamnya. Diperlukan adanya keterlibatan komunitas dan pelatihan untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang kesetaraan pada masa depan, serta memahami bagaimana bahasa yang berbahaya akan berdampak pada siswa dan komunitas yang lebih luas.
“Guru juga harus memberi contoh dengan mengingatkan siswa bahwa intimidasi, rasialisme, Islamofobia, dan bentuk kebencian lainnya tidak akan ditoleransi,” kata mereka menambahkan.
Bulan lalu, suasana yang tegang meningkat di seluruh wilayah Palestina karena keputusan pengadilan Israel mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah demi kelompok permukiman mereka. Situasi lantas memburuk setelah pasukan Israel menggerebek Masjid Al Aqsa dan menyerang jamaah di dalamnya.
Konfrontasi ini menyebar ke Jalur Gaza, dengan Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina. Otoritas kesehatan di Tepi Barat juga mengonfirmasi 31 orang tewas di wilayah pendudukan, dengan total 279 orang di seluruh wilayah Palestina.
Sementara itu, Kementerian Tenaga Kerja dan Perumahan Palestina yang berbasis di Gaza menyebut, setidaknya ada 2.000 bangunan hancur total dan 15 ribu bangunan tidak dapat digunakan sebagai akibat dari serangan Israel di daerah tersebut.
Sekitar empat masjid dan puluhan kantor polisi hancur total dalam serangan itu, sedangkan banyak pabrik di kawasan industri menjadi tidak dapat beroperasi lagi.