Muslimahdaily - Pendakwah Islam internasional asal India, Dr. Zakir Abdul Karim Naik, atau yang lebih dikenal sebagai Dr. Zakir Naik, memulai rangkaian safari dakwahnya di beberapa kota besar di Indonesia pada hari ini, Selasa (8/7/2025). Rencana tur ceramah yang telah menarik perhatian publik secara luas ini diumumkan melalui situs resmi dznindonesia.id, yang juga menjadi portal pendaftaran bagi masyarakat yang ingin hadir.
Jadwal Safari Dakwah di Empat Kota
Berdasarkan informasi dari situs resmi tersebut, safari dakwah Dr. Zakir Naik akan dimulai di Surakarta pada 8 Juli 2025, bertempat di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta. Setelah itu, rangkaian ceramah akan berlanjut ke beberapa kota lainnya:
Malang: Stadion Gajayana, 10 Juli 2025
Bandung: Lapangan Tritan, 12-13 Juli 2025
Jakarta: ex. Hanggar Teras Pancoran, Pancoran, Jakarta Selatan, 18-20 Juli 2025
Menariknya, pendaftaran untuk menyaksikan ceramah ini terbuka tidak hanya untuk masyarakat Muslim, tetapi juga bagi non-Muslim. Situs dznindonesia.id menyebut inisiatif ini bertujuan untuk "Menghubungkan Spiritualitas dan Budaya dalam Satu Perjalanan Bermakna. Sebuah inisiatif yang bertujuan mempererat nilai-nilai spiritual, kebudayaan, dan kebersamaan."
Dalam sebuah wawancara dengan CNN Indonesia pada April 2017 silam, Dr. Zakir Naik pernah angkat bicara mengenai tudingan aksi kekerasan yang sering dikaitkan dengan Islam.
"Betul sekali. Tapi saya membuktikan bahwa Islam adalah agama yang damai, mereka akan melempar kesalahan kepada saya. Kalau saya membuktikan Islam adalah agama yang damai, ada beberapa orang yang bagai apel busuk, dan Anda bisa menemukan apel busuk di semua agama. Saya memberikan ceramah mengenai Islam," ujarnya kala itu. Ia juga menambahkan, "Dan saya membuktikan bahwa semua serangan teroris yang terjadi dalam 100 tahun terakhir, mayoritas, sebelum 9/11, tidak dilakukan oleh Muslim."
Safari dakwah Dr. Zakir Naik di Indonesia ini dipastikan akan kembali menarik perhatian publik secara luas, baik dari kalangan Muslim yang ingin mendengarkan perspektifnya secara langsung, maupun dari kelompok masyarakat lain yang mengkritisi pandangan dan rekam jejaknya.