Muslimahdaily - Sebanyak 13 ribu muslimah akan turun ke sejumlah TPS di DKI Jakarta pada hari Pilkada, 15 Februari 2017. Ribuan muslimah ini tergabung dalam Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin yang diprakarsai oleh Fahira Idris, Peggy Melati Sukma, Syifa Fauzia, dan Neno Warisman.
Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin lahir atas dasar kekhawatiran pada penyelengaraan Pilkada DKI tahun ini, khususnya pada hari penyelenggaraan dan pemungutan suara. Fahira Idris mengaku merasakan hawa yang berbeda dari Pilkada tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Fahira, muncul suatu gerakan masif yang akan menghalalkan segala cara dan mengakibatkan cederanya demokrasi Indonesia.
"Ada semacam gerakan masif yang menghalalkan segala cara yang muara gerakannya saya belum tau pasti kemana. Bisa jadi gerakan yang akan membuat Pilkada DKI ini berlangsung tida berlangsusng kondusif atau kondisi-kondisi lain yang mencederai demokrasi kita," tulis Fahira di akun Instagramnya pada 7 Februari lalu.
Bersama lembaga perhitungan suara dari KPU, Group Research Potential, GMMP memastikan Pilkada berjalan secara LUBERJUDIL dan tidak akan terjadi kecurangan.
Penempatan GMMP di sejumlah TPS ini memang sesuai karena TPS menjadi suatu hal yang paling krusial pada pengelenggaraan Pilkada. Tak dapat dipungkiri, kecurangan sering terjadi pada saat pemungutan dan perhitungan suara.
Belasan ribu muslimah yang mereka sebut mujahidah pilkada pun telah dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang penyelenggaraan di TPS, termasuk mekanisme pengawasan.
"Agar menjadi relawan yang tangguh, tadi ada penguatan kapasitas terutama memahami aturan main pemungutan dan perhitungan suara sesuai undang-undang dan aturan KPU," tulis Fahira di postingan lainnya.
"Jalan ini harus kita lalui demi tegaknya kebenaran, kejujuran, dam keadilan," tutup Fahira.