Muslimahdaily - Suatu hari, ada dua orang ibu, yang masing-masing memiliki bayi. Kedua ibu pergi ke sebuah bukit kecil untuk menggarap ladang mereka.
Ketika tengah mengerjakan tugasnya di ladang, bayi – bayi mereka ditempatkan di sebuah pondok kecil yang agak jauh.
Tiba – tiba, datang seekor serigala yang kemudian melompat dan mengambil salah satu bayi tersebut. Serigala itu kemudian, membawanya ke semak belukar dan memakannya.
Kedua ibu tersebut sangat terkejut dan menyadari bahwa salah satu dari anak mereka telah dibawa serigala.
Seorang ibu yang lebih tua, sebut saja ibu A kemudian berkata, “Aku yakin serigala itu sudah membawa bayimu, ini adalah anakku.”
Selanjutnya, ibu yang lebih muda, sebut saja ibu B, menyangkalnya, “Tidak! Serigala itu sudah membawa anakmu, ini anakku.” Ujarnya sambil berderai air mata.
Ibu B sangat yakin bahwa bayi itu adalah bayinya. Dia tahu benar bagaimana ciri – ciri fisik anaknya.
Perselisihan mengenai siapa ibu dari bayi itu terus berlanjut. Si ibu A yang lebih tua tidak pernah mau berhenti mengatakan kepada orang – orang dan masyarakat bahwa bayi itu adalah miliknya.
Untuk mengambil jalan tengah, penduduk desa itu kemudian menyarankan agar kedua ibu tersebut membawa bayinya ke kerajaan Nabi Daud alaihisalam.
Nabi Daud alaihisalam dan Nabi Sulaiman alaihisalam Memberikan Keputusan
Setibanya di kerajaan Nabi Daud alaihisalam, sambil membawa bayi itu, kedua ibu tersebut menyampaikan permasalahan mereka. Sembari tak kuasa membendung air mata, si ibu B menceritakan kejadian malang yang menimpa mereka.
Tak mau kalah, si ibu A, memberikan penjelasan versinya dan argumentasi yang lebih baik. Kemudian, Nabi Daud alaihisalam akhirnya memilih ibu yang lebih tua untuk menjadi ibu dari bayi itu.
Betapa bahagianya ibu A yang lebih tua mendengar keputusan Nabi Daud alaihisalam. Namun, ibu yang lebih muda (ibu B) tetap menuntut bahwa itu adalah anaknya.
Dari balik tahta singgasana sang ayahanda, Nabi Sulaiman alaihisalam mendengar apa yang dikatakan oleh kedua ibu tersebut.
Nabi Sulaiman lantas muncul dan mengatakan kepada keduanya bahwa jika tidak ada dari kedua ibu itu yang mengalah, maka ia akan membelah bayi itu menjadi dua.
Orang – orang dan Nabi Daud alaihisalam sangat terkejut dengan keputusan Nabi Sulaiman alaihisalam.
Nabi Sulaiman Hendak Membelah Bayi
“Cepat ambilkan aku pedang! Aku akan membelah anak ini menjadi dua, sehingga mereka berdua bisa mendapatkan anak ini.” Perintah Nabi Sulaiman alaihisalam kepada punggawanya.
Ibu A yang lebih tua, diam saja mendengar keputusan Nabi Sulaiman alaihisalam. Akan tetapi, bagaikan disambar petir di siang bolong, Ibu B yang lebih muda histeris dan sambil menangis memohon kepada Nabi Sulaiman alaihisalam.
“Saya mohon jangan lakukan itu, Tuanku! Semoga Allah memberkatimu. Baiklah, itu adalah anaknya. Biarkan dia menjadi anaknya. Biarkan ibu A yang membesarkan dan mengasuhnya.” Kata ibu B sembari terisak – isak.
Melihat ibu B yang tidak tahan melihat bayi itu dibelah, maka Nabi Sulaiman segera memutuskan bahwa bayi itu adalah anak ibu B yang lebih muda.
Nabi Sulaiman memberikan penjelasan bahwa tidak ada satu pun seorang ibu yang tega membiarkan anaknya terluka, apalagi dibelah pedang.
Nabi Daud alaihisalam dan orang-orang yang menyaksikan peristiwa ini sangat kagum pada kecerdasan Nabi Sulaiman alaihisalam dalam memutuskan sebuah perkara dengan bijak.