Muslimahdaily - Nabi Yahya, adalah nabi yang diberi keistimewaan oleh Allah. Ia adalah sosok yang sangat terjaga, terhindar dari sifat buruk dan memberi kedamaian serta ketentraman pada orang sekelilingnya.
Allah bahkan menjamin kesejahteraan bagi Yahya saat dirinya baru lahir, pada saat ia wafat dan pada hari ia akan dibangkitkan hidup kembali.
Suatu hari, Allah memberika perintah pada Yahya untuk menyampaikan lima hal penting pada Bani Israil, tentunya untuk diterapkan pada dirinya sendiri juga.
Imam Ahmad meriwayatkan, dari Affan, dari abu Khalaf Musa bin Khalaf, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Zaid bin Aslam, dari Mamthur kakenya, dari Kharits al-Asy’ari, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, “ Sesungguhnya Allah memerintahkan lima hal kepada Yahya bin Zakaria untuk dilakukannya sendiri dan untuk diperintahkan kepada Bani Israil agar mereka juga melakukannya.
Namun, Yahya tidak cepat-cepat menyampaikannya, hingga Isa berkata kepadanya, “Sesungguhnya kamu telah diperintahkan lima hal, agar kamu melakukannya, dan memerintahkan Bani Israil untuk juga melakukannya. Apakah kamu akan menyampaikannya kepada mereka, atau aku yang harus menyampaikannya”.
Lalu Yahya berkata, “Wahai sepupuku, apabila kamu menyampaikannya aku takut aku akan di adzab nanti atau dihinakan.” Lalu Yahya mengumpulkan Bani Israil di Baitul Maqdis, hingga di dalam masjid itu penuh sesak.
Kemudian Yahya duduk di tempat yang lebih tinggi. Ia mengucapkan tahmid dan puji-pujian kepada Allah dan setelah itu berkata,
‘Sesungguhnya Allah telah memerintahkan lima hal kepadaku, agar aku melakukannya. Hal pertama adalah, selalu menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Perumpamannya adalah seperti seorang yang membeli seorang budak dari koceknya sendiri, baik itu dengan uang emas ataupun uang perak.
Kemudian budak itu malah bekerja dan berbakti kepada tuan yang lain. Apakah diantara kalian ada yang senang jika memiliki budak seperti itu? Sesungguhnya Allah telah menciptakan kalian dan memberi kalian rezeki, maka sembahlah Dia dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan apapun.
Kedua adalah, selalu melaksanakan shalat. Sesungguhnya Allah selalu menghadapkan Wajah-Nya kepada hamba yang shalat selama ia tidak menoleh. Oleh karena itu apabila kalian melaksanakan shalat, maka janganlah sekali-kali menoleh ke arah yang lain.
Ketiga adalah, untuk selalu melaksanakan puasa. Perumpamannya adalah seperti seseorang yang menebarkan aroma harum katsuri ketika ia bersama kelompoknya, semua orang di dalam kelompok itu mencium aroma tersebut. Sesungguhnya aroma mulut orang yang berpuasa di sisi Allah itu lebih harum dibandingkan aroma katsuri.
Keempat, adalah membayar zakat. Perumpamaannya adalah seperti seorang yang ditawan oleh musuhnya, lalu tangannya diikat ke belakang lehernya, lalu musuh-musuhnya datang untuk memukulinya, lalu orang itu berkata, “Apakah aku boleh menebus diriku untuk tidak dipukuli.” Lalu orang itu memberi tebusan kepada orang-orang tersebut dengan seluruh hartanya, hingga akhirnya ia dibebaskan.
Kelima adalah, untuk selalu mengingat Allah dan berdzikir. Perumpamannya adalah seperti seorang yang dikejar oleh musuh dan hampir menangkapnya, lalu ia melihat sebuah benteng yang kokoh, lalu ia masuk ke dalamnya untuk berlindung. Sesungguhnya seorang hamba akan mendapat perlindungan dari kerajaan setan apabila ia selalu berdzikir kepada Allah.”
Sumber: Kisah Para Nabi, Imam ibnu Katsir