Tanggung Jawab Anak Laki-Laki Atas Ibunya, Meskipun Telah Menikah

Muslimahdaily - Dalam Islam, tanggung jawab keluarga merupakan nilai yang sangat dijunjung tinggi. Meskipun semua anggota keluarga ditugasi untuk menjaga satu sama lain, dalam beberapa konteks, secara budaya sesuai untuk tanggung jawab tertentu jatuh pada anak laki-laki tertua. Menunjukkan rasa hormat orang tua dan membantu keluarga dalam kehidupan sehari-hari adalah tanggung jawab utama anak laki-laki tertua di banyak masyarakat Islam.

Setiap anak laki-laki memiliki kadar tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan ketika dewasa. Hal tersebut dikatakan karena laki-laki merupakan pemimpin bagi kaum perempuan. Sehingga menyebabkan beban moral yang menjadi tanggungan laki-laki jauh lebih besar.

Dalam Islam, meskipun telah menikah seorang anak laki-laki tetap harus menanggung ibunya. Hal ini menyebabkan tanggung jawab anak laki-laki terasa jauh lebih berat ketika sudah menikah. Maka dari itu sobat muslimah perlu mengetahui tanggung jawab anak laki-laki atas ibunya sehingga tidak adanya kesalahpahaman dalam pernikahan.

Dilansir dari laman muslima.hops.id ada beberapa tanggung jawab anak laki-laki atas ibunya, meskipun telah menikah dan memiliki tanggung jawab atas keluarganya sendiri.

1. Berbakti Dan Menyayangi Ibu

Untuk seorang wanita yang sudah menikah lebih diutamakan taat kepada suami untuk mendapatkan ridha Allah, sedangkan seorang anak laki-laki harus terus taat kepada ibunya.
Seorang anak laki-laki tidak boleh sampai menelantarkan atau melupakan ibunya. Sudah sepatutnya seorang anak laki-laki ini terus memberikan perhatian kepada ibunya.
Dari Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda: "Ridho Allah tergantung pada ridho orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua" (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim). Dikala kondisi orang tua sudah tidak muda lagi, seorang anak hendaknya selalu menyayangi orangtua terutama seorang ibu. Jagalah sikap dan perasaan seorang ibu, meski kita dalam kondisi tidak baik sekalipun, sebisa mungkin tunjukkanlah senyum terindah saat bertemu orangtua kita.

2. Bersikap Adil Terhadap Nafkah Ibu Dan Istri

Hal ini seringkali menjadi pemicu konflik dalam keluarga, dan mungkin masih menjadi pertanyaan besar dalam benak kita semua. Dalam ajaran agama islam seorang suami diwajibkan untuk menafkahi istri secara lahiriyah dan bathiniyah lalu apabila kebutuhan pokok keluarga sudah tercukupi, maka seorang suami haruslah memenuhi kebutuhan ibunya juga meskipun sangat jarang kita temui.

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, Beliau bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam "Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?" Rasulullah menjawab "Suaminya (apabila sudah menikah)". Aisyah bertanya lagi "Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?" Rasulullah menjawab "Ibunya" (HR. Muslim). Pada hadits tersebut dapat diambil pelajaran, jika seorang istri melarang suaminya memberikan nafkah kepada orangtuanya, maka suami istri tersebut bisa dikatakan berdosa. Namun apabila seorang istri turut merelakan sedikit rezeki suami untuk ibunya, maka insyaAllah Allah akan menambah rezeki dari suaminya. Tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah, disaat kebutuhan nafkah keluarganya sudah tercukupi terlebih dahulu.

3. Tidak Membebankan Ibu

Seorang ibu berhak mendapatkan perlindungan dari anak laki-lakinya, sekalipun orang tua laki-laki kita masih hidup dan masih sehat, apabila kita mampu meringankan beban seorang ibu maka insyaallah, Allah Subhanahu wa ta’ala akan memudahkan jalan ke depannya. Tidak membebankan ibu tak hanya berupa materi kekayaan saja. Tidak melimpahkan masalah, merepotkan sebagai anak, dan memberikan kasih sayang yang tulus sudah cukup bagi seorang ibu.

Add comment

Submit