Muslimahdaily - Tahukah anda, siapakah wanita yang akan menjadi pemimpin bagi para wanita ahli surga? Mereka adalah empat wanita yang atas keteguhan imannya, ketabahan dirinya, kesetiannya kepada Allah dan kemuliaan akhlaknya menjadi 4 wanita terbaik sepanjang sejarah.
Keempat wanita ini adalah permata dunia yang terpuji, tersanjung lagi terbaik derajatnya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Wahai para muslimah, inilah keempat wanita itu.
1.Khadijah binti Khuwalid
Dialah istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sang Ummul Mukminin, ibunda bagi kaum mukmin. Pejuang Islam pertama yang selalu berdiri di sisi Rasulullah, baik di kala suka maupun duka, sampai Izrail menjemput ruhnya dengan berita yang indah—surga tempat kembalinya.
Khadijah merupakan wanita yang lahir dari keluarga yang kaya raya dan terpandang. Namun, berkat tempaan akhlak yang mulia, sifat yang tegas, kecerdasan yang tinggi dan mampu menghindari dari hal-hal yang tercela, membuat dirinya dikenal sebagai Ath-Thahirah (wanita suci).
Sebagai seorang istri, sosok Khadijah tidak pernah lepas dari gambaran wanita yang setia, sebab ia rela mengorbankan harta, pikiran, jiwa dan raga bagi kepentingan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sekalipun ia harus menderita karenanya. Semua perjuangan itu menjadikan Khadijah sebagai salah satu wanita yang paling mulia di hadapan Allah.
Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Jibril pernah menemui Rasulullah dan berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, Khadijah sebentar lagi akan datang sambil membawa bejana berisi lauk pauk, makanan dan minuman. Maka, jika ia telah tiba, sampaikan salam untuknya dari Rabbnya dan dariku. Dan sampaikan pula kabar gembira untuknya, yaitu sebuah rumah dari mutiara-mutiara di surga. Tidak ada keributan di dalamnya dan tidak pula ada kepayahan.” (HR. Bukhari)
Begitu teguhnya iman Khadijah pada Allah, kemuliaan akhlaknya sebagai seorang istri dan ketulusan cintanya kepada Rasulullah membuat Rasulullah tak dapat melupakannya sekalipun Khadijah telah lama wafat.
Diriwayatkan dari Aisyah Radiyallahu ‘Anha, bahwa ia berkata, “Rasulullah hampir tidak pernah keluar dari rumah sehingga beliau menyebut-nyebut kebaikan tentang Khadijah dan memuji-mujinya setiap hari.
Aku cemburu dan berkata, ‘Bukankah ia seorang wanita tua yang Allah telah menggantikannya dengan yang lebih baik untuk engkau?’
Maka Rasulullah marah sampai berkerut dahinya, kemudian bersabda, ‘Tidak! Demi Allah, Allah tidak memberiku ganti yang lebih baik darinya! Sungguh ia telah beriman saat manusia mendustakanku, menolongku dengan hartanya di saat manusia menjauhiku dan dengannya Allah mengkaruniakan anak padaku, tidak dengan wanita (istri) yang lain.’
Aku pun berjanji untuk tidak menjelek-jelekkannya selama-lamanya.”
2.Fatimah binti Muhammad
Dalam shahih Muslim, menurut syarah An-Nawawi, Rasulullah pernah bersabda, “Fatimah merupakan belahan jiwaku. Siapa yang menyakitinya, berarti ia telah menyakitiku.”
Fatimah merupakan wanita yang terpandang, bukan hanya sebab keturunannya, melainkan kemantapan agamanya pula. Fatimah mewarisi sifat mulia Rasulullah sabar, berakhlak mulia, dan cerdas sehingga membuatnya disegani oleh banyak kalangan, terutama oleh kaum adam.
Namun, hanya Ali bin Abi Thalib Radhiallahu Anhu saja yang berhasil mendapatkan cinta sucinya. Dari keluarga mulia inilah, lahir dua sosok yang amat pemberani lagi bijaksana; Hasan Radiyallahu ‘Anhu dan Husein Radiyallahu ‘Anhu, cucu-cucu Rasulullah yang tercinta.
Dalam suatu riwayat di sebutkan, Fatimah datang ke hadapan Rasulullah dan beliau menyambutnya dengan gembira. Kemudian, Rasulullah menyuruhnya duduk di sebelah kanannya (atau kiri) dan berbisik di telinganya. Seketika, Fatimah menangis keras. Namun, ketika Rasulullah berbisik untuk kedua kalinya, Fatimah justru tersenyum dan berhenti bersedih. Siti Aisyah yang melihatnya segera bertanya kepada putri Rasulullah itu,
“Wahai Fatimah, apa yang dikatakan oleh Rasulullah, sehingga engaku menangis dan tertawa?”
Fatimah menjawab, “Sesungguhnya, aku tidak akan menyiarkan rahasia yang telah Rasulullah sampaikan kepadaku.”
Beberapa waktu setelahnya, Rasulullah wafat, kemudian Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah perihal bisikan Rasulullah kepada putri tersayangnya itu. Kali ini, Fatimah menjawab, “Bisikan yang pertama, Rasulullah mengabarkan kepadaku bahwa Jibril biasanya memeriksa bacaannya terhadap Al-Qur’an sekali dalam setahun kepada beliau, dan saat itu ia memeriksanya dua kali. Maka, Rasulullah bersabda, ‘Sungguh ajalku sudah dekat. Takutlah kepada Allah dan bersabarlah. Aku adalah sebaik-baiknya orang yang mendahuluimu.’
Mendengarnya, aku pun menangis sebagaimana yang engkau ketahui. Lalu, beliau berbisik lagi, ‘Wahai putriku, Tidakkah engkau senang menjadi penghulu wanita ahli surga dan menjadi orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku?’ Setelahnya, aku pun tertawa seperti yang engkau lihat.”
3.Maryam binti Imran
Siti Maryam merupakan wanita mulia yang lahir dari rahim Hannah binti Yaqudz. Ayahnya adalah seorang imam Masjid Aqsha yang terkenal akan kesholehannya. Sayang, Maryam harus rela ditinggalkan oleh sang ayah sebab ajal yang menjemputnya tiba-tiba. Sementara sang bunda, sudah mengikhlaskan anak semata wayangnya demi kepentingan agama dan menyerahkannya kepada Nabi Zakariya, pamannya, untuk dirawat dan dididik ilmu agama di Baitul Maqdis. Maka, dimulailah perjalanan hidup Maryam yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan.
Maryam yang tumbuh menjadi wanita suci dan tak pernah berani mendekati zina, kedatangan seorang tamu pria. Ia berparas sempurna, membuat Maryam menjadi was-was dan terus mengingat-Nya. Ternyata, dia adalah malaikat Jibril yang diutus Allah untuk mengkaruniakan kepadanya seorang anak yang mulia dan bertugas untuk memperjuangkan agama Allah—Nabi Isa ‘Alaihissalam. Atas kekuasaan Allah, Maryam yang tak pernah tersentuh oleh lelaki bukan mahramnya bisa hamil dan melahirkan Nabi Isa.
Masyarakat curiga melihat keanehan itu dan menuduh Maryam sebagai seorang pezinah. Kemudian, Allah menjadikan Nabi Isa yang masih dalam ayunan berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikanku seorang nabi,” (QS. Maryam: 30). Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakan Maryam binti Imran dari seluruh wanita di zamannya.
4.Asiyah binti Muzahim
Asiyah adalah wanita berakhlak mulia yang harus menjadi istri dari seorang Fir’aun yang zhalim. Asiyah yang mendapat pentunjuk dari Allah, menemukan Nabi Musa ‘Alahissalam yang masih bayi di pinggiran sungai Nil. Sebab dirinya merindukan seorang anak, maka diangkatlah Nabi Musa menjadi anak dari Asiyah dan Firaun sebagai bapaknya.
Karena ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Nabi Musa menentang kezhaliman ayah angkatnya sendiri dan menyiarkan kebenaran tauhid yang sejati. Asiyah yang melihat kebenaran itu menjadi takjub dan beriman atas Allah sebagai Tuhannya dan Nabi Musa sebagai utusan-Nya. Tak peduli apa kata orang kala itu, Asiyah berkata apa adanya di hadapan sang tiran. Tentu saja, Fir’aun naik pitam dan menghukum Siti Asiyah dengan seberat-beratnya.
Namun, di tengah siksaan dunia yang kejam itu, para malaikat menaunginya dan Asiyah berdoa, “Ya Rabb, bangunkanlah sebuah rumah bagiku di sisi-Mu dalam surga.” Maka, seketika Allah memperlihatkan rumah baginya yang telah di sediakan. Sesaat sebelum para algojo membunuhnya, Allah memerintahkan malaikat-Nya untuk membawa ruh Asiyah, sehingga ia tidak tersiksa lebih lama lagi.
Itulah kisah para wanita termulia sepanjang zaman. Tidakkah kita semua merindukan kemuliaan di sisi-Nya? Maka, mulailah meneladani sikap dan perjuangan kaum-kaum terdahulu. Jangan sampai terlena oleh manisnya dosa-dosa yang semakin marak di akhir zaman ini, agar tak merugi di akhir waktu nanti. Wallahu’alam.