Muslimahdaily - Sudah menjadi hal yang biasa ketika pemimpin suatu daerah dikelilingi dengan kemewahan. Harta yang berlimpah, istana yang besar, serta bala tantara yang banyak. Namun, nyatanya ada satu raja yang ingkar nikmat bahkan sampai mengaku sebagai Tuhan. Akibat dari perbuataannya ini, ia dijatuhi azab dunia yang sangat perih.

Raja Namrud bin Kan’an merupakan salah satu dari empat raja yang memimpin bumi saat itu. Dua di antara pemimpin tersebut merupakan seorang muslim, yakni Dawud dan Zulkarnain. Sementara dua lainnya merupkan kafir, yakni Namrud dan Bakhtanshar.

Raja yang satu ini dikenal dengan sifat kejam dan memaksa. Dengan kekayaan yang dimiliki, Namrud dengan percaya diri mengakui dirinya sebagai Tuhan. Warga yang mau mengakuinya sebagai tuhan akan diberikan imbalan yang banyak. Sebaliknya, mereka yang tidak mengakui akan dihukum dan dihabisi.

Nabi Ibrahim dibakar

Setiap hari, Raja Namrud duduk di sebuah papan yang diangkat oleh beberapa orang. Saat ia lewat, maka semua orang yang melihatnya akan sujud kepada Raja Namrud dan mengatakan, “Wahai Tuhan Kami Agung Raja Namrud”.

Namun suatu hari, Nabi Ibrahim datang dan melihat Raja Namrud. Di saat semua orang bersujud, hanya Nabi Ibrahim lah yang tidak bersujud. Selama 40 tahun menjadi seorang raja, baru kali ini ada orang yang enggan tunduk padanya. Tentu saja hal tersebut membuat Raja Namrud geram.

“Mengapa engkau tak mau bersujud padaku?” tanya Raja Namrud.

“Aku Ibrahim utusan Allah Ta’ala. Dari mana asalnya engkau menyebut dirimu Tuhan? Engkau adalah manusia, sama seperti aku, dan juga kami semua. Tuhan hanyalah Allah Subhanahu wa ta’ala, Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan,” ujar Nabi Ibrahim.

Balasan Nabi Ibrahim semakin membuat Namrud Kesal. Ia lantas membuktikan bahwa ia mampu menghidupkan dan mematikan orang. Maka dimintalah dua orang pemuda yang lewat di depan istananya. Yang satu dibunuh tanpa ada yang bisa membantunya, sementara yang satunya dibiarkan hidup.

Tak kehabisan akal, Nabi Ibrahim lantas mengatakan bahwa Allah lah yang mampu menggerakan matahari dari timur ke barat. Karena tak lagi mampu membalasa, Raja Namurd memerintahkan untuk menangkap Nabi Ibrahim dan memenjarakannya.

Raja Namrud hendak membunuh Nabi Ibrahim dengan membakarnya. Ia mengerahkan seluruh prajuritnya untuk membuat api yang sangat besar. Saking besarnya bahkan dapat membunuh seekor burung yang terbang tinggi di atas api tersebut.

Maka dikeluarkan Nabi Ibrahim dan dilempar ke dalam kobaran api. Raja Namrud memerintahkan untuk membiarkan Nabi Ibrahim dibakar selama 3 hari. Tak disangka-sangka, ternyata Allah menurunkan mukjizat kepada Nabi Ibrahim. Api tersebut menjadi dingin dan tak jadi membakar tubuh Nabi Ibrahim. Beliau selamat dari perbuatan keji Raja Namrud.

Mati Karena Serangga Kecil

Nyatanya, peristiwa tersebut tidak membuat Raja Namrud sadar dan bertaubat. Ia tetap pada watak kasar dan sombongnya. Namun kali ini dirinya menjadi lebih gelisah.

Di tengah kecemasan tersebut, Allah mengutus seorang malaikat datang ke hadapan Raja Namrud dan mengajaknya beriman. Ajakan ke satu, kedua hingga ketiga kalinya ditolak oleh Raja Namrud.

“Memangnya ada Tuhan selain aku?” tanya Raja Namrud sombong.

Akhirnya malaikat itu meminta Raja Namrud untuk mengumpulkan sejumlah warganya di pelataran istana. Setelah para warga berkumpul, Allah mengirim ribuan nyamuk atau sejenis serangga ganas yang menyerah manusia. serangga kecil itu nyatanya mampu memakan habis tiap manusia yang hadir hingga hanya menyisakan tulang belulang saja. Sementara sang malaikat masih berdiri tegak, tidak tersentuh oleh serangga itu.

Raja Namrud berusaha menyelamatkan diri dengan pergi ke ruang rahasia di istananya. Namun kuasa Allah menakdirkan ada satu nyamuk yang berhasil mengikuti Raja Namrud. Nyamuk itu masuk ke dalam kepala Raja Namrud lewat hidungnya.

Tentu saja Raja Namrud terusik dengan nyamuk tersebut. Ia berusaha mengusir nyamuk dengan memukul-mukulkan papan ke kepalanya. Hal itu terjadi selama 400 tahun lamanya. Raja Namrud akhirnya meninggal dunia dalam keadaan yang sangat mengenaskan.

Nyatanya, kekayaan serta tingginya istana Namrud tidak mempu melindunginya dari kematian. Ia bukan mati karena tertusuk panah atau pedang tajam, melainkan seekor serangga kecil. Sungguh pedih azab Allah bagi mereka yang ingkar.

Wallahu ‘alam.

Itsna Diah

Add comment

Submit