Muslimahdaily - Belajar mengenai kesetian, hendaknya kita dapat meniru seorang sahabiyah bernama Ummu Darda'. Wanita bernama lengkap Hujaimah binti Huyay Al Awshabiyah Radhiyallahu ‘anha ini dikenal sebagai sosok yang setia lagi taat kepada suaminya, Uwaimir bin Zaid Al Anshari Radhiyallahu ‘anhu atau yang biasa dikenal Abu Darda'.

Ummu Darda' berasal dari Washshab, sebuah kabilah di Himyar. Sejak kecil, Hujaimah dididik langsung oleh sang ayah. Hal tersebutlah yang membuat dirinya mampu menghapal Al Qur’an di usia dini dan sangat mencintai ilmu.

Namun demikian, Hujaimah harus menjadi yatim piatu di usianya yang masih kecil. Itulah sebabnya Uwaimir bin Zaid mengasuh Hujaimah kecil. Uwaimir sendiri adalah sosok yang dekat dengan ilmu. Walaupun termasuk golongan Anshar yang paling terakhir masuk Islam, Uwaimir dikenal sebagai empat orang penghapal Qur’an di masa Rasulullah.

Di samping itu, Umaimir adalah pribadi yang bijaksana serta memiliki sifat kepemimpinan yang baik. Karena hal tersebut, Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu pernah mengamanahkannya untuk memimpin negeri Syam.

Saat mengasuh Hujaimah, Uwaimir senantiasa mengajak perempuan cilik itu untuk ikut ke majelis ilmu dan ikut shalat berjamaah bersama laki-laki. Saat sudah beranjak usia akhil baligh, Hujaimah mulai bergabung dengan majelis perempuan.

Hujaimah dewasa kemudian meneruskan pencarian ilmunya ke beberapa sahabat ternama. Sebut saja Fadhalah bin Ubaid Al Anshari, Salman Al Farisi, Kaab nin Ashim Al Asy’ari, Abu Hurairah hingga Sayyidah Aisyah binti Abu Bakkar Radhiyallahu ‘anhum.

Kegigihan Hujaimah dalam menimba ilmu ternyata memenangkan hati Uwaimir, yakni ayah angkatnya sendiri sehingga memutuskan untuk meminang Hujaimah. Karena hal tersebut juga, Hujaimah menyandang gelar Ummu Darda’ as-Sughra yang berarti yang kecil, sementara gelar al-Kubra untuk ibu angkatnya, Khaira, istri pertama Abu Darda' yang telah meninggal dunia.

Ahli Ibadah yang Memiliki Wawasan Luas

Pernikahannya dengan Uwaimir semakin membuat semangat belajar Hujaimah membara-bara. Ia pun tak pernah bosan menimba ilmu dengan mengikuti berbagai majelis. Dirinya bahkan disebut-sebut sebagai murid kesayangan sayyidah Aisyah untuk belajar hadits. Sementara Sahabat Nabi lain, Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa Ummu Darda' merupakan pakar fiqih yang berwawasan luas.

Di samping itu, Ummu Darda adalah seorang ahli ibadah yang zuhud. Pernah suatu hari, Ibnu Maisharah berkata, “Suatu ketika, kami mendatangi Ummu Darda’, ketika itu ada beberapa perempuan di sisinya. Mereka semua adalah perempuan yang menghabiskan malam-malamnya untuk bertahajud sehingga kakinya sampai bengkak.”

Istri yang setia

Selain karena kekayaan ilmunya, Ummu Darda’ digambarkan sebagai istri yang setia, santun, hormat, dan taat pada sang suami. Sikap hormatnya dapat terlihat dari caranya memanggil Abu Darda’ dengan sebutan ‘tuanku’.

Seorang sahabat berama Usman bin Hayyan pernah makan malam bersama Ummu Darda’. Usman yang lupa membaca basmalah akhirnya ditegur oleh Ummu Darda’.

“Janganlah kalian lupa membumbui makanan kalian dengan zikir. Makan disertai memuji Allah itu lebih baik daripada makan sambil diam saja (tidak memuji Allah),” begitulah pesan Ummu Darda’.

Mengenai kesetiannya, Ummu Darda’ menolak seluruh lamaran yang ditujukan untuk padanya sepeninggal Abu Darda’. Hal ini karena janji yang dibuat oleh dirinya sendiri bersama sang suami saat masih hidup.

Ummu Darda’ berkata, “Wahai Abu Darda ', sesungguhnya engkau meminangku kepada kedua orangtuaku di dunia maka mereka menikahkan aku denganmu. Dan, sekarang aku akan meminangkan diriku denganmu di akhirat.”

Lantas Abu Darda’ menjawab, “Jika engkau ingin menjadi istriku di surga, janganlah menikah lagi setelah aku meninggal dunia.”

Ketika Abu Darda’ meninggal dunia, Ummu Darda’ masih terbilang muda dan terkenal dengan kecantikannya. Namun demikian ia tetap memegang janjinya kepada sang suami. Bahkan ketika Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan datang untuk melamar Ummu Darda’.

“Saya tidak akan menikah lagi dengan seorang pun di dunia sampai menikah dengan Abu Darda ' di dalam surga, insya Allah,” tolaknya dengan santun.

Ummu Darda’ adalah pribadi yang patut dicontoh. Kesetiannya, zuhud, dan hausnya akan ilmu tentu sulit untuk disamai. Namun demikian, hendaknya kita selalu berusaha untuk meneladaninya.

Wallahu ‘alam.

Itsna Diah

Add comment

Submit