Muslimahdaily - Joram Van Klaveren, merupakan mantan anggota parlemen Belanda mewakili partai nasionalis anti islam yang didirikan oleh Geert Wilders. Selama bertahun-tahun Joram mencurahkan segala tenaga dan usaha yang ia miliki untuk melawan Islam. Dengan kekuatannya di dalam parlemen, ia membuat undang-undang untuk menutup semua sekolah Islam di Belanda. Bahkan ia berusaha untuk menutup semua masjid, melarang Qur'an dan juga Islam dari Belanda.
Menulis Buku Anti-Islam
Sebagai seorang politisi Belanda, pria ini selalu menentang Islam dengan cara apapun. Kemudian pada tahun 2017, Joram meninggalkan parlemen untuk memenuhi keinginan yang sudah lama terpendam, yaitu menulis buku anti Islam.
Motivasinya dalam menulis buku ini adalah untuk meyakinkan dan menyediakan penjelasan teoritis untuk semua bantahan yang ia pegang sebagai seorang politisi demi melawan Islam. Buku ini ditujukan untuk menyudahi perdebatan tentang Islam dengan memberikan kesimpulan yang jelas bahwa Islam itu berbahaya bagi Eropa, Amerika, bagi barat dan pada hakikatnya bagi seluruh penjuru dunia.
Semua pandangannya mengani Islam dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang beragama Kristen Protestan konservatif. Mereka memandang agama lain dan tentunya juga Islam, sebagai agama yang tidak taat dan tidak benar. Kebenciannya pada Islam juga dipengaruhi oleh kebencian yang juga dimiliki orang Eropa tentang perselisihan di masa lalu dengan dunia Islam.
Rasa takutnya juga diperkuat oleh kejadian pada tanggal 11 september 2001. Banyak ketakutan yang terjadi setelah itu baik dari dalam dan luar Eropa. Mulai dari pembunuhan terhadap kolumnis Theo van Gogh, penculikan, teror antisemit dan pemenggalan kepala. Aksi-aksi tak terorganisir seperti serangan truk dan serangan bunuh diri hingga diproklamirkannya khilafah oleh ISIS.
Bahkan sejumlah muslim dari Belanda yang berangkat sebagai jihadis ke Suriah semakin menguatkan dan memperdalam rasa benci Joram terhadap Islam dan memotivasi dirinya untuk bergabung dengan partai yang didirikan Wilders.
Namun tak disangka saat proses penulisan buku tersebut, Joram menemukan sesuatu yang berbanding terbalik dengan apa yang ia pikirkan selama ini. Ia menyadari bahwa pemikiran-pemikiran tentang Islam telah dibentuk oleh para orientalis, orang-orang barat sayap kanan dan bahkan ekstrimis Islam yang memliki sedikit bahkan tidak ada landasan sama sekali dalam memahami sejarah Islam.
Penelitian yang ia lakukan untuk menulis buku kerap kali menunjukkan konteks dan penafiran yang sangat berbeda dengan apa yang ia gaungkan selama ini di dunia politik. Secara perlahan semakin banyak gambaran Islam yang tertanam di dalam pikirannya. Keinginannya untuk mencari informasi yang lebih banyak, ia akhirnya menulis surat ke sejumlah otoritas akademisi dalam bidang Islam, termasuk professor Abdul Hakim Murad di Universitas Cambridge.
Professor Abdul Hakim menunjukkan sejumlah ulama, buku dan fakta serta menyarankan Joram untuk terus membaca lebih dalam lagi. Satu persatu kebenciannya terhadap Islam mulai memudar. Berkat hidayah dari Allah, ia menganggap bahwa islam bukan lagi agama yang mengajarkan kekerasan, kebencian dan antisemitisme atau agama yang menggolongkan wanita dan mereka yang tidak beriman sebagai manusia inferior dan juga dengan keras menentang demokrasi.
Berubah Pandangan
Perlahan pandangan Joram atas Islam berubah, berkat pencariannya ia juga menemukan jawaban yang mengejutkan dan memuaskan atas pertanyaannya selama ini seperti konsep trinitas dan pengorbanan kristus.
Akhirnya, semua yang ia pelajari tentang Islam berdampak pada tuliannya yang juga mendorong pria ini untuk mencari siapa Tuhan yang sebenarnya. Dalam perjalanan pencariannya, sosok Nabi Muhammad melahirkan banyak pertanyaan. Siapakah sosok lelaki ini? seorang penipu? seorang anti kristus? atau dia sebagimana yang diyakini oleh muslim, adalah benar-benar Nabi terakhir yang diutus Tuhan?
Berkat rasa penasarannya, ia mulai membaca buku tentang kehidupan Rasulullah. Ia memandang Rasulullah sebagai manusia yang lebih baik dari sekedar istimewa. Seorang laki-laki dengan kesabaran, perhatian, cinta, bimbingan yang luar biasa dan di atas itu semua, pengabdiannya untuk Tuhan dan misinya untuk keadilan sangat mengagumkan.
"kebohongan-kebohongan, yang dengan penuh semangat kita sematkan pada sosok laki-laki ini (Muhammad) hanya akan memalukan diri kita sendiri." Sejarawan abad ke-19 Thomas Carlyle.
Kata-kata ini sangat menginspirasi Joram dan meyakinkan kekagumannya pada Nabi Muhammad.
"Seperti ideologi radikal lainnya, ideologi sayap kanan juga beracun. Ideologi ini memberikan suatu realitas yang mengabaikan semua perbedaan . Ideologi ini menjawab permasalahan dengan kedustaan dan melawan agama yang dalam hal ini Islam, yang sebenarnya bukanlah musuh. Musuh yang sebenarnya adalah ketiadaan empati dan juga kebodohan."
Joram Van Klaveren