Bikin Merinding, Muallaf Ini Bertemu Orang yang Ada Dalam Mimpinya

Muslimahdaily - Berawal dari pertanyaan sederhana yang dilontarkan begitu saja oleh orang yang baru ia temui di pasar. Namun, siapa sangka bahwa pertanyaan tersebut telah membawa mualaf ini pergi jauh berkelana untuk menemukan cahaya Islam.

Namanya adalah Sealy, cerita ini sudah cukup lama. Terjadi pada tahun 1996. Saat itu Sealy bersedia untuk menceritakan perjalanannya yang luar biasa kepada Dr. Abdul Aziz Ahmad Sarhan, yang pada saat itu menjabat sebagai Direktur Kantor Liga Muslim Sedunia di Johannesburg, Afrika Selatan.

Sealy dan Masa Lalunya

Dahulu, Sealy adalah seorang pendeta aktif, ia senantiasa mengabdikan dirinya pada gereja dengan sungguh-sungguh dan senang hati.
Bahkan saat itu ia menjadi salah satu tokoh gerakan kristenisasi di Afrika Selatan. Ia juga dipercaya oleh Vatikan untuk mengemban misi
tersebut dan didanai.

Seringkali ia melakukan kunjungan ke kampus-kampus, sekolah, rumah sakit, desa dan bahkan hutan terpelosok untuk melakukan kristenisasi. Ia membagikan uang dalam bentuk bantuan sembako, hadiah dan berbagai macam. Tentunya agar mereka mau masuk ke dalam agama
Kristen.

Dana yang diberikan oleh gereja kepadanya pun cukup banyak, ia hidup sejahtera dan memiliki kedudukan yang terhormat di antara para
pendeta.

Pertemuan dengan Pedagang Souvenir

Suatu hari, Sealy pergi ke pasar untuk membeli beberapa hadiah. Disana ia menemukan seorang pedagang yang memakai peci menjual
berbagai macam souvenir, sedangkan ia mengenakan pakaian kebesaran pendeta yang panjang dengan mutiara putih yang membedakan
dengan orang lain.

Pedagang itu mulai menawarkan dagangannya. Sealy tahu ia adalah seorang muslim. Namun ia tak pernah menyangka akan mendapat
pertanyaan yang mengejutkan darinya.

"Anda pendeta bukan?" Sealy menjawab, "Benar." Kemudian ia bertanya siapa Tuhannya. Sealy mejawab lagi, "al-Masih adalah Tuhan saya."

Pedagang itu bertanya lagi, "Bisakah anda menunjukkan kepada saya satu ayat saja dalam injil yang menyatakan dengan lisan al-Masih
sendiri bahwa ia berkata Saya Allah atau saya adalah anak Allah, maka sembahlah saya."

Mendengar pertanyaan itu, Sealy seperti disambar petir. Ia sama sekali tak bisa menjawabnya. Meski berusaha mengingat-ingat apa yang
pernah dipelajarinya dari Kitab Injil. Ia tak menemukan satupun perkataan tersebut.

"Tangan saya lemas dan saya dipenuhi kesedihan yang mendalam hingga dada saya sesak. Bagaimana pertanyaan semacam ini tidak pernah
terpikirkan oleh saya?" Ujarnya.

Perang Batin yang Menyiksa

Semenjak kejadian itu, Sealy berjanji pada dirinya bahwa ia akan mencari tahu jawaban atas pertanyaan si penjual souvenir itu.

Ia pergi ke dewan gereja dan meminta semua anggotanya berkumpul. Ketika sudah berkumpul, Sealy menceritakan apa yang terjadi padanya.
Namun, semua anggota gereja mencoba untuk menentang dan menuduh orang itu adalah penipu yang hanya ingin menyesatkan Sealy.

Namun, Sealy mencoba menimpali, "Kalau demikian, jawablah pertanyaan saya" Akhirnya mereka saling bertanya dan tidak ada satu pun yang
menjawab.

Hari Mingggu, tibalah Sealy untuk memberikan ceramah di atas khutbah. Ia mencoba sekuat tenaga untuk berbicara di depan jamaah, namun
ia tak kuasa. Orang-orang tertegun melihatnya terdiam dan tak bicara satu kata pun. Akhirnya ia meminta temannya untuk menggantikan
dirinya.

Sealy memilih untuk pulang dan beristirahat di rumah. Ia mengangkat pandangannya ke atas dan berdoa. "Tapi saya bingung berdoa kepada
siapa? Kemudian saya arahkan doa saya kepada yang saya yakini, Allah sebagai Sang Pencipta," ucapnya.

Secercah Cahaya dalam Mimpi

"Rabbi Penciptaku bagiku semua pintuku telah tertutup selain daripada pintu-Mu, janganlah Engkau mengharamkanku untuk mengetahui
kebenaran, di manakah kebenaran, di manakah yang sebenarnya? Wahai Penciptaku. Janganlah membiarkanku dalam kebingungan,
tunjukkanlah kepadaku yang benar." Harapnya dengan sangat lirih.

Tak lama akhirnya ia mengantuk dan tertidur. Saat itulah, ia bermimpi berada di satu ruangan yang besar, tak ada seorang pun di dalamnya.
Tetapi di tengah ruangan ia melihat ada punggung seorang, namun tak begitu jelas karena ada cahaya di sekitarnya.

Sealy mengira itu adalah Allah yang mengajaknya berbicara untuk menunjukkan kebenaran. Tetapi ia yakin itu adalah orang yang bercahaya.
Orang itu kemudian berkata padanya,

"Hai Ibrahim." Sealy melihat sekitar tak ada orang. Orang itu berkata lagi, "Anda Ibrahim, nama Anda Ibrahim. Lihat di sebelah kanan anda."

Disana Sealy melihat seseorang bepakaian putih, kemudian orang itu melanjutkan ucapannya.

"Ikutilah ia untuk mengetahui kebenaran." Kemudian Sealy terbangun dan merasa sangat bahagia.

Meninggalkan Gereja dan Memulai Perjalanan

Sealy sangat yakin bahwa mimpinya adalah sebuah petunjuk yang diberikan oleh Allah atas doanya yang ia minta sebelum tidur. AKhirnya, ia
memutuskan untuk meninggalkan gereja dan mengambil semua upahnya selama ini untuk melakukan perjalanan.

Ia senantiasa mencari dan bertanya seseorang yang memakai pakaian putih hingga pencariannya berlangsung lama. Suatu hari, tibalah ia di
Kota Johannesburg. Ia mendatangi kantor penerimaan Lajnah Muslim Afrika dan bertanya tempat ibadah disana.

Resepsionis disana kemudian menunjukkan lokasi Masjid. Bersamaan dengan itu, Sealy melihat seorang pria berpakaian putih berdiri di depan
pintu masjid. Ia tahu persis, sosok itu sangat mirip dengan orang yang ia temui di mimpinya.

Rasa bahagia tak terhingga, ia langsung mengarahkan pandangannya pada pria itu. Belum sempat menyapa, pria berbaju putih itu
menyapanya,

"Marhaban Wahai Ibrahim."

Sealy kaget dengan apa yang ia dengar, orang itu mengetahui namanya sebelum Sealy mengenalkan diri. Pria itu pun melanjutkan ucapannya,

"Saya telah melihat anda di dalam mimpi saya bahwa anda ingin mengetahui kebenaran, Dan yang benar adalah agama yang telah di ridhoi
Allah untuk hamba-Nya adalah Islam."

Sealy langsung memeluk pria itu dan ia pun menyambutnya dan mengucapkan selamat atas nikmat Allah kepadanya untuk mengetahui
kebenaran.

MasyaAllah, saat itu juga Sealy mengakhiri perjalanannya dan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Sumber: Buku Kisah Para Muallaf yang Menakjubkan - Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi

 

Add comment

Submit