Dari Takut Jadi Sahabat, Kisah Muslimah Bersitegang dalam Pesawat

Muslimahdaily - Seorang muslimah London bernama Jiva Akbar tak pernah menyangka jika penerbangannya ke Spanyol beberapa waktu lalu menjadi penerbangan paling mengesankan dan tak terlupakan sepanjang hidupnya. Dari akun Facebooknya sendiri, Jiva menceritakan pengalaman uniknya tersebut.

Jiva terbang dengan maskapai Jet2 sendirian. Duduk di sampingnya seorang wanita berkulit putih di kursi tengah dan anak laki-lakinya di kursi jendela. Karena ada kendala, penerbangan ditunda selama 40 menit. Saat itu, ia langsung membuka WhatsApp dan membalas obrolan di grup teman-temannya.

Ada kabar tak menyenangkan dari teman-teman grupnya. Karena itu, ia menulis, "HasbiAllahu laa ilaaha illallahu aialihi tawakkaltu semoga Allah mempermudah hari kalian."

Tiba-tiba wanita berkulit putih di sampingnya ingin keluar dari tempat duduknya. Jiva berdiri mempersilakan. Berpikir jika wanita itu pergi ke toilet, ia pun kembali duduk di kursinya. Tak lama kemudian, wanita itu datang dan Jiva pun kembali berdiri. Anehnya, wanita itu mematung walaupun Jiva telah mempersilakannya.

Muslimah berhijab itu menyadari ada yang tak beres ketika dua staf pesawat berada di belakang wanita putih itu. Mereka pun meminta wanita putih untuk duduk dan menjelaskan tidak ada kursi lain yang kosong. Jiva pun terkejut ketika akhirnya wanita berkulit putih itu berbicara padanya.

"Saya melihat kamu menulis pesan dan kamu menulis kata Allah di sana," kata wanita itu. Jiva pun tersadar dan melihat betapa mimik wajah wanita itu begitu ketakutan. Jiva terkejut sampai ia bingung harus berkata apa.

"Itu hanya berarti Tuhan dalam Bahasa Arab," kata Jiva mencoba menjelaskan.

Cukup lama terjadi perdebatan di antara mereka karena wanita berkulit putih itu bersikeras tak ingin duduk di samping Jiva. Beruntung, staf pesawat tidak ikut menyudutkannya dan malah berkata tegas kepada wanita itu, "Anda bisa turun jika itu yang Anda inginkan."

Terlihat ragu, wanita itu akhirnya duduk kembali di samping Jiva. Tubuhnya masih gemetar dan ketakutan. Jiva pun menunggunya lebih tenang. Ia memberanikan diri menyentuh lengan wanita itu.

"Anda tak perlu khawatir, saya bukan ancaman untuk Anda. Saya hanya gadis biasa yang akan jalan-jalan ke Spanyol. Saya lahir dan tinggal di Greater Manchester, Inggris," kata Jiva. Ia pun kemudian menjelaskan arti dari pesan yang menjadi masalah tersebut.

Jiva terus menjelaskan jika dia memiliki keyakinan pada Tuhan dan kalimat Allah secara alami muncul dalam setiap percakapannya. 15 menit setelah berbincang-bincang, wanita itu mulai tenang. 20 menit setelahnya, ia mulai menyadari kesalahpahaman yang terjadi. Ia pun terus meminta maaf pada Jiva.

Beberapa jam di dalam pesawat mereka habiskan dengan saling mengobrol. Suasana tegang mencair begitu saja. Mereka bicara tentang rutinitas, pekerjaan, travelling, hobi, keluarga, Brexit, Pokemon Go, dan banyak hal. Disela-sela itu, wanita yang diketahui bernama Braverly itu sering kali meminta maaf. Jiva pun memintanya untuk memandang muslim secara kemanusiaan. Ia menjelaskan, muslim tak seburuk yang diproyeksikan media dan para politisi. Mereka manusia biasa dengan keseharian yang sama.

Ketika Jiva bertanya apa yang sebenarnyaia pikirkan saat pertama kali melihat kata Allah dalam pesannya, Beverly menjawab, "Saya pikir itu adalah pesan terakhir yang kamu kirimkan." Mereka berdua pun tertawa.

Jiva mengakhiri situasi menegangkan itu dan mengubahnya menjadi perbincangan yang hangat bahkan menjalin teman baru. Mereka berfoto selfie dan saling bertukar nomor. Bahkan, Beverly mengirim pesan pada Jiva dan menanyakan hari-harinya di Spanyol. Keduanya kini saling berteman.

Add comment

Submit