Muslimahdaily - Berpuasa Ramadhan bagi seorang Muslim adalah suatu kewajiban. Untuk menyempurnakan ibadah puasa kita, tidaklah cukup hanya dengan menahan diri dari makan dan minum. Banyak ibadah-ibadah sunnah yang bisa kita kerjakan untuk melengkapi ibadah wajib puasa kita, seperti bersedekah, memperbanyak membaca ayat suci Al-Qur’an, shalat tarawih, dan sebagainya.
Selain hal di atas, ada juga beberapa larangan yang harus kita hindari demi menjaga ibadah puasa kita, seperti menahan makan dan minum, tidak melakukan hubungan suami istri, dan sebagainya.
Puasa bukanlah suatu ibadah yang hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum, namun juga menahan nafsu dan menjaga hati serta anggota badan yang lain dari melakukan hal yang diharamkan dan dari perbuatan yang sia-sia. Oleh sebab itu, maka puasa disebut sebagai perisai (tameng atau benteng) diri daripada segala sesuatu yang buruk dan dosa.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda : “Puasa itu bagaikan perisai (dinding), maka janganlah berkata keji (rayuan) atau berlaku masa bodoh (menjerit-jerit) dsb. Dan jika ada orang mengajak berkelahi atau memaki hendaklah ia berkata: aku puasa, aku puasa. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari harum kasturi (misk). Dia meninggalkan makan dan minumnya serta syahwatnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan memberi pahalanya, dan setiap kebaikan itu sepuluh kali lipat gandanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam kitab Hidayatus Salikin dan kitab terjemahan Maroqil ‘Ubudiyah yang merupakan penjelasan daripada kitab Bidayah Al-Hidayah karangan Imam Al-Ghazali, disebutkan bahwa puasa yang sempurna adalah dengan mencegah anggota tubuh dari perbuatan dosa yang dibenci oleh Allah. Maka, puasa akan sempurna jika dilakukan dengan empat perkara :
1.Menjaga Pandangan
Seseorang yang sedang berpuasa harus menjaga matanya dari pandangan yang diharamkan, dan kepada segala sesuatu yang melalaikan hati dan fikiran dari mengingat Allah.
2.Menjaga Lisan
Seseorang yang sedang berpuasa hendaklah menjaga lisannya dari perkataan yang tidak berguna dan sia-sia. Perkataan yang bermanfaat bagi seseorang adalah yang berkaitan dengan keselamatannya di akhirat dan kehidupannya di dunia. Juga menjaga lisan daripada mengatakan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, seperti bergosip, memfitnah, mengadu domba, berdusta, dan sebagainya.
3.Menjaga Pendengaran
Seseorang yang sedang berpuasa hendaklah mencegah dan menjaga telinganya dari mendengarkan segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Seperti mendengar ghibah (gossip).
4.Menjaga Perut Dari Makanan Haram
Seseorang yang sedang berpuasa hendaklah memelihara perutnya daripada memakan makanan yang diharamkan dan yang meragukan (syubhat). Dan hanya berbuka dengan makanan yang halal.
Selain itu, juga tidak memperbanyak makan pada waktu berbuka. Karena sesungguhnya, salah satu hikmah puasa adalah untuk mengurangi hawa nafsu dan melemahkannya, sehingga kuat untuk beribadah, dan makan banyak ketika berbuka puasa akan mengurangi faedah puasa tersebut.
Imam Ghazali Rahimahullah berkata, “Dan tiada perut yang lebih dibenci oleh Allah SWT daripada perut yang penuh dengan makanan yang halal, maka apatah lagi dengan makanan yang haram”.
Demikianlah beberapa adab dalam berpuasa, dan sebagai seorang muslim yang baik, hendaklah kita terus memperbaiki kualitas ibadah kita agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Meskipun hanya diwajibkan setahun sekali selama sebulan penuh, ilmu tentang berpuasa tidak bisa disepelekan dan dianggap mudah. Karena sesungguhnya ibadah puasa belum sempurna hanya dengan menahan diri dari makan dan minum, tanpa memperhatikan hal-hal lainnya.
Puasa bukanlah perkara sepele, yaitu bukan sebatas hanya menahan lapar dan dahaga. Oleh sebab itu, Allah telah mempersiapkan syurga bagi yang benar-benar ikhlas menjalankan ibadah puasa dan hanya semata-mata mengharapkan ridha Allah.
Rasulullah bersabda, “Bagi syurga itu ada satu pintu yang diberi nama ‘Ar-Rayyan’. Maka tiada yang bisa masuk ke dalamnya melainkan orang-orang yang berpuasa.” (HR. Muslim).
Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Tuhan yang nyawaku dijadikannya dengan kuasa-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada harum kasturi. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya yang meninggalkan nafsunya, makan dan minumnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya untuknya.’” (Muttafaq ‘alaih).
Wallahu a’lam.