Muslimahdaily - Abu Hurairah ra. berkata , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tetangga. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamu” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits diatas menghimpun tiga hal yang termasuk kepada akhlak terpuji di dalam hubungan antar anggota masyarakat, yaitu selalu mengucapkan kata-kata yang baik, memuliakan tetangga, dan memuliakan tamu.
Di dalam haditsnya, Abu Hamzah, Anas bin Malik ra., seorang pelayan Rasulullah, berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang diantara kalian tidak beriman jika belum bisa mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut menunjukkan bagaimana hendaknya seorang muslim beradab dan berakhlak antar sesamanya di dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dengan tetangga kita. Tetangga kita adalah hubungan yang terdekat di kehidupan bermasyarakat. Bukankah seorang tetangga yang akan mengetahui dan membantu kita seandainya kita tertimpa musibah? Tetangga juga yang ikut merayakan kebahagiaan bersama kita selain keluarga kita.
Diantara tanda kesempurnaan iman dan Islam adalah berbuat baik kepada tetangga dan tidak menyakitinya. Berbuat baik kepada tetangga merupakan keharusan. Islam sangat memperhatikan masalah ini. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari, dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga saya mengira bahwa tetangga akan menjadi ahli waris”.
Bahkan, Allah SWT mensejajarkan perintah berbuat baik kepada tetangga dengan perintah untuk beribadah kepada-Nya dan setelah berbuat baik kepada orang tua dan kerabat. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah An-Nisaa’ ayat 36,
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
Oleh karena itu, menyakiti tetangga merupakan suatu dosa dan akan berbuah siksa yang pedih. Bahkan, seperti yang disebutkan dalam hadits, bahwa orang yang tidak menghormati tetangga maka imannya belum sempurna. Na’udzubillah.
Bukhari meriwayatkan dari Abi Syarih ra., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi Allah, tidak sempurna imannya.”, “Demi Allah, tidak sempurna imannya.”, “Demi Allah, tidak sempurna imannya.”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Siapa yang tidak sempurna imannya, Ya Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya”.
Imam Ahmad dan Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ya Rasulullah, Fulanah selalu shalat malam dan puasa di siang harinya. Akan tetapi ia sering mencela tetangganya.” Rasulullah menjawab, ”Ia tidak baik, dan tempatnya adalah neraka”. Disebutkan kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ia masuk surga”.
Ada banyak cara untuk berbuat baik kepada tetangga, di antaranya:
1.Membantu kebutuhannya,
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Umar ra. berkata, “Jangan sampai seorang mukmin kenyang, sedang tetangganya kelaparan”.
Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah sempurna iman orang yang tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya kelaparan, padahal ia mengetahui”.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Dzar ra., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan kepadanya, “Jika kamu memasak makanan yang berkuah, maka banyakkanlah airnya. Lalu berilah mereka bagian”.
2.Memberikan sesuatu yang bermanfaat
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan sampai kamu melarang tetanggamu memasang kayu pada dindingmu” (HR Bukhari dan Muslim).
3.Memberi hadiah
Dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah menyepelekan hadiah kepada tetangga, meskipun hanya tulang yang sedikit sekali dagingnya” (HR Bukhari)
Demikianlah salah satu akhlak yang baik yang diajarkan Islam kepada umatnya, yaitu menghormati tetangga, sebagaimana yang dapat kita lihat bahwa Allah SWT, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi petunjuk untuk menghormati tetangga dalam Al-Qur’an dan hadits. Wallahu a’lam.
Sumber: “Al-Wafi” Syarah kitab Arba’in An-Nawawiyah, oleh DR.Musthafa Dieb Al-Bugha Muhyidin Mistu.