Muslimahdaily - Psikolog yang punya nama lengkap Analisa Widyaningrum M.Psi, Psi ini punya aktifitas yang mengundang decak kagum. Di usianya yang relatif masih muda, ada banyak aktifitas yang dikerjakannya terkait profesi yang dijalaninya. Selain berpraktek di RS Jogja Internasional Hospital dan Homeschooling Anak Pelangi, mengajar di beberapa Universitas Swasta di Jogja, sekolah penerbangan pramugari, trainer di beberapa instansi perusahaan, saat ini juga sedang mendirikan sekolah pengembangan kepribadian yang terdapat layanan psikologi seperti konseling, psikotes dan in house training outbond.
Menurut penuturannya ketika diwawancarai Muslimahdaily.com beberapa waktu lalu, ia sudah tertarik dengan ilmu psikologi sejak SMA dari buku dan majalah yang ia baca. Keinginan itu semakin mewujud saat diterima di fakultas psikologi UGM dan melanjutkan ke S2 profesi psikologi klinis. Dalam menjalani profesinya, kepuasaan yang didapatnya adalah ketika klien keluar dari ruang konseling dengan bahagia setelah berkonsultasi dengannya.
Tentu saja banyak suka duka yang dialami ibu sepasang balita ini. Ia tidak saja bisa membantu klien saat sesi konseling dan psikoterapi, tapi juga belajar tentang hidup dengan mengambil pelajaran dari orang lain. Ini membuatnya lebih banyak bersyukur.
“Kalau kondisi diri lagi nggak fit, pekerjaan numpuk, ada masalah pribadi juga, tapi di ruang konseling harus tetap terlihat profesional. Nah, itu yang susah banget. Kadang ada juga klien yang curhat sedemikian panjang tanpa liat kondisi, dan ada juga yang minta diramal padahal kita bukan dukun,” ujar Mbak Lisa, begitu ia disapa lebih akrab.
Ada pengalaman mengharukan ketika ia masih kerja praktek S2 di puskesmas. Ada nenek renta yang antri mau konsultasi. Saat itu ia lihat sang nenek tersebut masih duduk baik-baik saja, tapi ketika ia keluar mau kekamar mandi, nenek itu ia temukan meninggal. Karena birokrasi yang berbelit, ambulans tidak bisa digunakan, akhirnya ia mengantar jenazahnya ke rumah di kampung si nenek itu. Ucapan terimakasih yang tak terhingga dari semua warga kampung membuatnya merinding.
Ketika ditanya mengenai masalah yang paling banyak ditemuinya di lapangan, Mbak Lisa menjawab biasanya terkait dengan masalah anak yang sulit beradaptasi dengan lingkungan, pola asuh orang tua dan komunikasi yang tak berjalan dengan baik. Masalah perselingkuhan juga kian kerap ditemuinya.
Sebagai seorang Muslimah, istri dari Muhammad Aji Budi Nugroho, SH, MKn ini turut menyiarkan Islam melalui profesi dengan menggunakan pendekatan kecerdasan spiritual, terutama ia lakukan dengan pasien sesama muslim. Dengan jujur, ia mengakui baru beberapa bulan yang lalu menggunakan hijab saat hamil anak kedua.
“Sebelumnya saya sering belajar menggunakannya, tapi tidak tiap hari walaupun dorongan keluar sangat besar. Saya sempat ditanya suami kapan pakai hijab, saya bilang nanti kalo udah punya anak dua. Tahu-tahu saya mulai hamil anak kedua yang jaraknya hanya enam bulan dengan anak pertama. Saya pikir punya anak ke dua masih lama, tapi ternyata Allah berkendak lain. Kehamilan anak kedua ini memberikan pelajaran kepada saya, kita nggak bisa ngatur-ngatur Allah. Allah Maha berkendak atas segala sesuatu. Saya berpikir kalau saya diambil Allah kapanpun saya nggak tahu dan belum sempat pakai hijab bagaimana ya? Saya tahu betul itu wajib bagi muslimah. Akhirnya saya memantapkan diri menggunakan hijab.” Perempuan kelahiran 31 januari 26 tahun silam menjelaskan.
“Saya nggak mau ayah, suami, saudara laki-laki, dan anak kesayangan saya laki-laki ikut menanggung dosa saya yang masih mengumbar aurat. Subhanallah. Dikasih hidayah sama Allah ada saja caranya. Saya bersyukur sekarang udah pakai hijab meskipun masih tahap belajar.”
Ketika ditanya apakah tertarik untuk memasuki dunia fashion dan hijab, ia menjawab kalau ia masih sebagai penikmat fashion saja meskipun dulu pernah buka butik. Untuk saat ini ia masih fokus sama anak dan pekerjaan kantor. Ia mengakui tidak berbakat dalam dunia fashion designer, tapi suka mix match pakaian yang dikenakan.
“Untuk selalu tampil modis dengan hijab, tips dari saya adalah gunakan pakaian yang memang nyaman dikenakan, sesuai kepribadian, dan jangan ikut-iktan tren kalau memang tidak nyaman. Intinya, jadilah diri sendiri. Dengan begitu kamu akan percaya diri dan membuatmu selalu tampil modis,” lanjutnya membagikan tips untuk para muslimah.
Dan bagi yang ingin mengikuti jejaknya sebagai psikolog, ia menyarankan untuk mengambil pendidikan psikologi baik S1 dan S2 sesuai dengan panggilan hati karena dalam menjalani profesi ini memerlukan kesabaran dan kemauan yang luar biasa.
Muslimah yang mengidolakan Nabi Muhammad SAW ini punya harapan besar namun simpel,
“Ingin menjadi ibu yang berhasil mendidik anak biar kelak jadi anak sholeh yang berguna untuk negeri ini. Miris rasanya di ruang konseling mendengar permasalahan anak dan ortu, jadi saya nggak boleh terlalu sibuk dengan pekerjaan agar bisa mewujudkan mimpi. Selain itu saya juga ingin menjadi psikolog yang dapat membantu dan menginspirasi banyak orang di Indonesia.” Ujarnya mengakhiri wawancara dengan Muslimahdaily.com