Muslimahdaily - Sebuah tamparan keras dari seorang sahabat menjadi titik balik bagi Dian Agustin. Di tengah keterpurukan akibat kebangkrutan, depresi, dan lilitan utang, pendiri rumah makan Sambal Alu ini menemukan kembali kekuatannya kisah ini dituturkan oleh Dian di youtube channel PecahTelur. Kisahnya bukan sekadar tentang membangun bisnis dari nol, melainkan sebuah perjalanan spiritual tentang bagaimana bangkit dari titik terendah untuk meraih kesuksesan yang berkah.
Masa Lalu Sulit dan Tekad Baja
Lahir dari keluarga yang sangat sederhana, Dian tumbuh dengan tekad kuat untuk mengangkat harkat dan derajat orang tuanya melalui pendidikan. Kondisi ekonomi yang sulit, di mana ia pernah hidup menumpang tanpa memiliki toilet pribadi, menjadi cambuk motivasi terbesarnya.
"Itu momen di mana saya pengin merubah ekonomi saya, mengangkat harkat derajat ekonomi orang tua. Salah satu caranya adalah dengan pendidikan," kenang Dian. Keyakinan inilah yang mendorongnya merantau ke Solo, bekerja sebagai kapster salon hingga asisten rumah tangga demi membiayai kuliahnya.
Puncak Kejayaan dan Badai Kebangkrutan
Setelah lulus dan sempat menjadi penyiar, Dian terjun ke dunia bisnis. Ia membangun 12 merek berbeda, salah satunya adalah bisnis pizza yang meroket hingga memiliki 350 cabang di seluruh Indonesia. Namun, kesuksesan finansial tidak diiringi dengan keharmonisan rumah tangga. Prahara dalam kehidupan pribadinya berujung pada kebangkrutan total.
Ia kehilangan segalanya. Dian mendapati dirinya tinggal di sebuah bedeng sederhana bersama kedua anaknya, hanya berbekal uang Rp100.000 untuk makan. Beban utang sebesar Rp500 juta dari bisnis sebelumnya seakan melengkapi penderitaannya, mendorongnya ke jurang depresi hingga sempat terbersit keinginan untuk mengakhiri hidup.
Titik Balik Spiritual: Kunci Kebangkitan
Di tengah kegelapan, seorang teman menyadarkannya dengan sebuah tamparan. "Kamu sampai kapan menangis? Yang kamu tangisi sedang bersenang-senang dengan orang lain sementara kamu menghancurkan dirimu," ujar temannya. Momen itu menjadi pemantik bagi Dian untuk bangkit.
Ia mulai mendekatkan diri pada Sang Pencipta, memasrahkan seluruh hidupnya, dan menemukan ketenangan yang luar biasa. Dari sinilah keajaiban mulai datang. Dian menyadari kesalahannya di masa lalu, di mana ia terlalu fokus pada manusia dan lupa pada Tuhan yang membolak-balikkan hati.
"Kita terlalu fokus dengan hati manusia tapi lupa dengan siapa yang membuat hati," ungkapnya.
Lahirnya Sambal Alu dan Strategi Jitu
Dengan semangat baru, Dian memulai usaha Sambal Alu. Ia menyebut bisnis ini sebagai "saripati semua kegagalan dan semua keberhasilan dari 12 brand yang saya bangun." Berbekal pengalamannya, ia tidak memulai dari nol, melainkan dari ilmu dan pelajaran yang telah ia bayar mahal.
Sambal Alu menjadi pionir di Bandar Lampung pada tahun 2017 yang menjual makanan berat via daring dan mempopulerkan konsep nasi liwet dengan makan sambal sepuasnya. Dian menerapkan strategi jitu, mulai dari imprinting mengadopsi konsep yang sudah ramai di daerah lain—hingga melakukan "uji ngangenin" dengan memberikan produk gratis ke ratusan orang untuk mendapatkan validasi rasa.
Kemitraan strategis dengan seorang pebisnis yang ia temui secara tak terduga semakin memperkuat laju Sambal Alu, memadukan keahlian Dian dalam produk dengan kehebatan mitra dalam pemasaran.
Visi Berkah: Memanusiakan Manusia
Bagi Dian, kesuksesan sejati kini memiliki makna yang berbeda. Kebahagiaan terbesarnya adalah ketika bisa membuat orang lain bahagia dan memberikan manfaat. Visi perusahaannya pun bergeser dari sekadar keuntungan finansial menjadi kebermanfaatan bagi karyawan dan masyarakat.
"Saya hanya ingin mencari sukses itu enggak cuman sukses, tapi sukses berkah. Sukses yang mendatangkan ketenangan, kebahagiaan, serta kebermanfaatan dunia dan akhirat," tegasnya.
Visi ini diwujudkan melalui program kesejahteraan karyawan, seperti kemudahan umrah, gaji di atas rata-rata, hingga fasilitas pendidikan untuk anak-anak karyawan. Dengan sekitar 150 karyawan, Sambal Alu tidak hanya ingin menjadi juara lokal (local champion), tetapi juga menjadi inspirasi dan membangun peradaban melalui nilai-nilai yang ditanamkan. Kisah Dian Agustin adalah bukti bahwa dari titik terendah sekalipun, seseorang bisa bangkit lebih kuat untuk meraih kesuksesan yang tidak hanya dirasakan sendiri, tetapi juga mencerahkan kehidupan orang lain.