Satelit SATRIA-1: Akses Internet Cepat untuk Wilayah Terluar dan Tertinggal

Muslimahdaily - Kementerian Komunikasi dan Informatika berencana agar Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 dapat mulai menyediakan akses internet cepat untuk titik layanan publik pada awal tahun 2024. SATRIA-1 merupakan satelit multifungsi pertama yang dimiliki oleh Pemerintah dan akan digunakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memberikan akses internet kepada titik layanan publik di bidang kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan.

Danny Januar Ismawan, Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Kominfo, mengungkapkan bahwa teknologi satelit dipilih sebagai solusi untuk menyediakan akses internet layanan publik, terutama di wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T).

“Ada daerah yang masih blank spot, jadi tantangan bagaimana cara mengintegrasikan dengan Palapa Ring yang sudah ada. Teknologi satelit ini jaringan telekomuniaksi pilihan terakhir. Kenapa pakai satelit, karena tidak mungkin dengan teknologi teresterial fiber optik atau microwave,” jelasnya di Orlando, Florida, Amerika Serikat. Dikutip dari laman resmi kominfo senin, (19/6/23)

Danny Januar, dalam acara di Orlando, Florida, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa melalui SATRIA-1, Kementerian Kominfo berusaha untuk mendukung layanan publik kepada masyarakat. Pemanfaatan teknologi satelit sebagai pelengkap jaringan serat optik bertujuan untuk mempercepat pemerataan infrastruktur digital.

Menurutnya, teknologi satelit merupakan solusi yang memungkinkan sebagai pendukung bagi Palapa Ring. Banyak negara telah memanfaatkan teknologi satelit, dan Indonesia dapat memanfaatkannya dalam jangka panjang, terutama jika ada permintaan atau kebutuhan dari masyarakat.

Danny Januar, Direktur Infrastruktur BAKTI Kementerian Kominfo, menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2023, SATRIA-1 akan melayani 20 hingga 30 ribu titik layanan publik di wilayah 3T. Kapasitas awal sebesar 10 Gbps akan digunakan untuk melayani titik layanan publik setelah SATRIA-1 mencapai orbit dan uji coba. Kemudian, dalam tiga tahun ke depan, kapasitas hingga 150 Gbps akan digunakan secara bertahap sesuai rencana.

“Setelah SATRIA-1 mencapai orbit dan uji coba, kapasitas awal 10 Gbps yang tersedia akan digunakan untuk melayani titik layanan publik. Selanjutnya secara bertahap, sesuai rencana dalam tiga tahun ke depan akan digunakan kapasitas hingga sampai 150 Gbps,” tuturnya.

Danny Januar menyampaikan bahwa Pemerintah akan terus mengawasi dan menyesuaikan pelayanan internet cepat sesuai kebutuhan masyarakat di wilayah 3T. Terdapat kemungkinan bahwa Pemerintah akan mengalokasikan sumber daya untuk memperoleh akses internet melalui satelit tambahan guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam Indonesia Broadband Plan, kebutuhan minimum sebelumnya adalah 1 Mbps per titik, namun setelah evaluasi, kebutuhan optimal dan minimum dapat mencapai 4 Mbps. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan konsumsi publik dan harapan masyarakat terhadap akses internet.

Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 akan ditembakkan ke luar angkasa dari Cape Canaveral Space Force Station di Orlando, Florida, Amerika Serikat pada hari Minggu (18/06/2023) waktu setempat atau Senin (19/06/2023) WIB. Proses peluncuran SATRIA-1 dapat disaksikan secara langsung melalui kanal YouTube Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan akun @kemenkominfoTV.

Add comment

Submit