Muslimahdaily - Kabar duka menyelimuti umat Islam Indonesia. Ulama kharismatik, pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid Kedungsari, Purworejo, Jawa Tengah, Kiai Haji Muhammad Thoifur Mawardi, berpulang ke rahmatullah pada hari Selasa, 19 Agustus 2025.

Menurut informasi yang terkonfirmasi, ulama yang akrab disapa Abah Thoifur ini menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 16.30 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DR Tjitrowardojo dalam usia 70 tahun.

Kabar wafatnya Mustasyar PCNU Purworejo ini dengan cepat menyebar, meninggalkan duka mendalam bagi ribuan santri, alumni, serta masyarakat luas yang pernah menimba ilmu dan mendapatkan bimbingan spiritual dari beliau. Rencananya, jenazah akan dimakamkan pada hari Rabu (20/8/2025) di kompleks Pondok Pesantren Daarut Tauhid.

Sosok 'Kitab Berjalan' dari Tanah Purworejo

Kealiman dan kedalaman ilmu KH Thoifur Mawardi diakui secara luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga hingga ke Haramain. Julukan "kitab berjalan" disematkan kepadanya oleh para ulama lain karena penguasaannya yang sangat luas terhadap berbagai kitab induk Islam.

Kecerdasan beliau ditempa melalui perjalanan thalabul 'ilmi yang panjang. Setelah menimba ilmu di berbagai pesantren di Tanah Air, seperti Pesantren Sugihan di Magelang dan Pesantren Lasem, beliau melanjutkan pengembaraan ilmunya di Makkah Al-Mukarramah selama 12 tahun (1976–1988).

Di Tanah Suci, beliau berguru langsung kepada ulama besar Ahlussunnah wal Jama'ah abad ini, As-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Di sanalah beliau mendalami secara khusus ilmu hadis, sirah nabawiyyah, dan tasawuf, yang menjadikan sanad keilmuannya tersambung hingga kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.

Fakta Mulia yang Jarang Diketahui Publik

Di balik sosoknya yang alim, KH Thoifur Mawardi menyimpan berbagai karomah dan kisah mulia yang menjadi teladan bagi banyak orang. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Dikenal Sering Bermimpi Bertemu Rasulullah

Salah satu keistimewaan beliau yang paling dikenal di kalangan santri dan jemaah adalah kedekatan spiritualnya dengan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat sering bermimpi bertemu dengan Sang Baginda Nabi. Banyak orang datang dari berbagai penjuru untuk meminta doa dari beliau agar dimudahkan untuk dapat merasakan nikmat serupa.

2. Kisah "Bi'ru Thoifur" (Sumur Thoifur) di Makkah

Sebuah kisah menakjubkan terjadi saat beliau masih menimba ilmu di Ma'had Rushaifah, Makkah. Kala itu, pesantren mengalami krisis air bersih yang parah. Melalui sebuah mimpi, beliau mendapat petunjuk dari Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam untuk menggali tanah di sebuah lokasi yang tak jauh dari ma'had. Atas perintah sang guru, Sayyid Muhammad Al-Maliki, lokasi tersebut pun digali dan benar saja, memancarlah sumber mata air yang deras. Sumur itu kemudian dikenal sebagai "Bi'ru Thoifur" atau Sumur Thoifur, menjadi sumber kehidupan bagi para santri.

3. Pribadi yang Sederhana dan Guru bagi Bangsa

Meski memiliki ilmu yang melimpah dan dihormati banyak orang, KH Thoifur Mawardi dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana, penuh kasih sayang, dan istiqamah dalam ibadah. Beliau bukan hanya menjadi guru bagi para santrinya, tetapi juga menjadi guru bagi bangsa yang senantiasa menanamkan pentingnya persatuan, cinta kepada Rasulullah, dan keteguhan dalam berdakwah.

Kepergian KH Thoifur Mawardi merupakan kehilangan besar bagi umat Islam. Namun, warisan ilmu, keteladanan, dan ribuan santri yang telah dididiknya akan terus menjadi amal jariyah yang tak akan terputus.