Muslimahdaily - Paus Leo, pemimpin tertinggi umat Katolik, menyampaikan salah satu kecaman terkerasnya terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Dalam pidato mingguan Angelus di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu (21/9/2025). Dikutip dari laman reuters.com ia secara tegas menyatakan bahwa pengungsian paksa terhadap warga sipil Palestina adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.

"Bersama dengan para gembala gereja di Tanah Suci, saya tegaskan kembali bahwa tidak ada masa depan yang bisa dibangun di atas kekerasan, pengasingan paksa, dan balas dendam," ujar Paus Leo di hadapan ribuan umat yang berkumpul.

Pernyataan ini muncul di tengah semakin intensifnya operasi militer di Gaza yang memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka dalam kondisi yang memprihatinkan.

Seruan Mendesak untuk Perdamaian

Dalam pidatonya, Paus Leo tidak hanya mengutuk pengungsian paksa, tetapi juga kembali menyuarakan seruan mendesak untuk perdamaian dan penghentian kekerasan. Ia menekankan pentingnya melindungi warga sipil yang tidak berdosa dan memastikan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

"Rakyat membutuhkan perdamaian. Mereka yang benar-benar mencintai rakyat akan bekerja untuk perdamaian," tambahnya.

Seruan Paus ini menjadi sorotan internasional, mengingat posisinya sebagai pemimpin spiritual dunia yang memiliki pengaruh signifikan. Pernyataan dari Vatikan ini dilihat sebagai tekanan moral bagi komunitas global untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi tragedi kemanusiaan di Gaza.

Solidaritas untuk Korban Konflik

Paus Leo juga mengungkapkan solidaritas mendalamnya kepada seluruh korban konflik, terutama warga sipil yang paling menderita. Ia mengajak semua pihak untuk menolak "logika pembalasan" dan mengutamakan dialog serta rekonsiliasi.

Sikap Vatikan ini semakin menguat, terutama setelah serangan yang mengenai satu-satunya gereja Katolik di wilayah Gaza pada bulan Juli lalu, yang mempertajam perhatian Paus pada advokasi perdamaian di kawasan tersebut.

Kecaman dari pemimpin Vatikan ini menambah daftar panjang suara-suara dari para pemimpin dunia dan organisasi internasional yang menuntut diakhirinya kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil Palestina.