Muslimahdaily - Seorang bapak tengah disibukkan dengan laporan amalan saat di dunia. Ia telah meninggal dan tak lagi memiliki kesempatan untuk memberatkan amalan saleh. Khawatir dan takut yang luar biasa dirasakannya. Tentang bagaimana ia akan menghadapi setiap tahap kehidupan setelah mati.
Si bapak tahu betul ia telah melakukan banyak kesalahan saat di dunia. Ia pula tak melakukan banyak amalan kebaikan. Memikirkannya saja sudah mengakibatkan ketakutan yang teramat sangat. Namun hanya menyesal yang bisa ia lakukan. Ia pun di hadapkan pada siksaan yang mengerikan.
Namun ketika telah melihat siksa yang mengancamnya, tiba-tiba ia ditarik dari sana. Kedudukannya tiba-tiba terangkat. Derajatnya naik ke tingkat yang tinggi. Ia mendapat kenikmatan dan ketenangan di sana.
Mendapati dirinya naik derajat secara tiba-tiba, bapak itu pun terkejut lalu menanyakan hal tersebut kepada Allah. “Wahai Rabb, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku?”
Lalu dikatakan kepadanya, “Anakmu telah memohon ampun untuk dirimu.”
Betapa senangnya sang bapak. Ia pun bersyukur memiliki anak saleh yang mendoakannya. Ingin rasanya segera bertemu dan berkumpul dengan anak serta keluarganya. Bapak itu pun teramat bahagia memiliki anak yang berbakti.
Kisah diangkatnya derajat seorang bapak disebut dalam sebuah hadits Abu Hurairah. Sang shahabat berkata, “Derajat seseorang bisa terangkat setelah ia meninggal. Ia pun bertanya, “Wahai Rabb, bagaimana hal ini bisa terjadi?” Maka dijawab,”Anakmu telah memohon ampun untuk dirimu’.” Hadits tersebut tercantum dalam kitab Adabul Mufrad karya Imam Al Bukhari.
Berbakti Kepada Orang Tua yang Telah Meninggal
Termasuk hak orang tua yang sudah meninggal ialah mendoakannya dan memohonkan ampun untuknya. Hal itulah yang bisa dilakukan seorang anak untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal. Mengingat telah datang hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda,
“Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendo'akan dirinya.” (HR. Muslim).
Kisah di atas membuktikan betapa doa anak sangat bermanfaat bagi orang tuanya. Siapa yang ingin meninggikan derajat orang tuanya di surga, maka doakanlah mereka. Doa untuk orang tua pun pernah diajarkan Nabi Ibrahim, “Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku...” (QS. Ibrahim: 41).
Orang Tua dan Anak Saling Menaikkan Derajat
Kelak di akhirat, tak hanya doa anak yang dapat meninggikan derajat orang tua. Sebaliknya, orang tua pun dapat menaikkan derajat anak. Hal ini terjadi jika si orang tua termasuk dalam golongan orang yang saleh. Meski anak-anak mereka tak menyamai kesalehan orang tua, Allah tetap akan mempertemukan mereka dalam satu derajat berkat kesalehan ibu bapak.
Hal ini dikabarkan Allah dalam kitabullah, “Dan orang-orang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath Thuur: 21).
Ibnu Abbas menjelaskan ayat di atas bahwasanya Allah mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara dengan orang tuanya. Meski amal perbuatan anak cucu mereka lebih sedikit, Allah akan mengangkat derajat anak keturunan tersebut hingga dapat berkumpul dengan orang tua. Derajat itu pun diberikan tanpa mengurangi pahala mereka.
Dengan kasih sayang Allah, orang tua yang saleh pun dapat masuk surga bersama anaknya. Mereka hidup bahagia bersama di limpahan kenikmatan surgawi. Ibnu Katsir menuturkan,
“Ini adalah keutamaan dari Allah Ta’ala kepada anak keturunan karena berkah dari amal bapak-bapak mereka, adapun keutamaan dari Allah kepada bapak-bapak mereka adalah karena berkah doa anak-anak mereka.”
Masya Allah, sungguh patut disyukuri jika memiliki orang tua yang saleh dan hendaklah mengikuti keshalehan mereka. Dengan menjadi anak saleh, hadiah berharga pun dapat diberikan untuk membalas kebaikan orang tua, yakni hadiah kiriman doa.
