Muslimahdaily - Sahabat Rasulullah merupakan orang-orang yang sangat hebat serta memiliki sifat yang sangat mulia. Kisah kali ini datang dari seorang sahabat yang berasal dari Bani Khuza’ah yaitu Imran bin Hushain Al Khuzai.
Imran sendiri merupakan sahabat nabi yang telah memeluk islam Ketika Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam masih mengawali dakwah di Makkah. Semasa hidupnya Imran bin Hushain dikenal sebagai seseorang yang sangat rajin dalam menghadiri majelis pengajaran Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam baik Ketika di Makkah maupun hingga Nabi Hijrah ke Madinah.
Selain itu, Imran bin Hushain Ketika ia menginjak usia lanjut, dirinya pernah mengalami masa kejayaan islam, dimana harta yang dimiliki sangat melimpah ruah di seluruh penjuru negeri. Namun tetap saja, meskipun Imran dilimpahkan harta yang banyak, namun ia tetap memilih untuk hidup dalam kesederhanaan serta Zuhud seperti apa yang telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.
Dikisahkan bahwa Imran bin Hushain memiliki seorang ayah yang bernama Hushain bin Ubaid al Khuzai yang merupakan seorang pemuka dan juga ilmuwan yang sangat dihargai oleh para pengikut kaum Quraisy. Pada suatu waktu Imran bin Hushain sedang berada Bersama Rasulullah serta beberapa orang sahabat lainnya. ternyata pada saat itu pula Ayahnya datang menemui Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam atas permintaan dari kaum Quraisy. Melihat ayahnya menghampiri Rasulullah, Imran pun segera memalingkan pandangannya dan bersikap sinis terhadap ayahnya.
Ternyata apa yang dilakukan oleh Imran semata-mata hanya karena Imran ingin agar Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam tidak dibantah oleh sang ayah, karena Imran tahu betul bahwa ayahnya sangat pandai dan ahli dalam berdebat. Setelah beberapa saat ayahnya berdialog dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, akhirnya ayahnya pun menyerah dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah.
Tepatnya terhadap logika ketuhanan yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Dengan demikian, setelah Ayah Imran menyerah, ayahnya pun langsung mengatakan dua kalimat syahadat dan menyatakan diri untuk memeluk agama Islam.
Mendengar dan melihat apa yang dilakukan oleh sang Ayah, Imran pun sangat terkejut dan gembira. Yang tadinya memalingkan muka, kini Imran langsung memeluk dan mencium kepala, tangan, kaki, sang ayah dengan hati yang haru. Begitu juga dengan apa yang dirasakan oleh Rasulullah Ketika melihat perilaku Imran kepada Ayahnya. Rasulullah pun merasa sangat terharu hingga menangis.
Kemudian Salah satu sahabat Rasulullah bertanya, “Mengapa engkau menangis, ya Rasulullah?”
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam pun menjawab bahwa ia menangis karena melihat sikap Imran terhadap ayahnya. Ketika ayahnya pertama kali datang dalam keadaan kafir, Imran bersikap sangat sinis. Namun Ketika ayahnya memeluk agama islam, Imran berbakti selayaknya kewajiban seorang anak.
Hal itulah yang menjadikan Rasulullah sangat terharu. "Aku menangis melihat sikap Imran. Ketika ayahnya masuk ke sini dalam keadaan kafir, ia tidak menyambutnya, bahkan ia bersikap sinis dan memalingkan muka. Tetapi begitu ayahnya memeluk Islam, Imran segera menunaikan kewajibannya sebagai anak, hal itulah yang membuatku menangis terharu!!” sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.