Muslimahdaily - Kematian adalah suatu hal yang pasti dirasakan oleh setiap makhluk yang bernyawa. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 185:
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian.”
Sebagai seorang muslim yang beriman tentang adanya hari kebangkitan, maka hendaklah kita mempersiapkan bekal menuju kehidupan disana kelak. Bekal itu adalah amalan dan kebaikan kita selama di dunia ini. Bukankah dunia hanyalah sementara dan sebagai ladang untuk mempersiapkan bekal di akhirat kelak?
Maka, sungguh merugi orang-orang yang menyia-nyiakan kehidupan dunianya. Maka, sungguh tidak beruntung orang-orang yang telah diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, namun mengacuhkannya dan gagal di kehidupan kelak.
Berapa banyak umat Islam yang mengacuhkan dan lalai dalam beribadah, seperti menunda-nunda shalat, puasa, zakat dan sebagainya, atau bahkan sampai meninggalkannya hanya dengan alasan duniawi. Naudzubillah.
Kita pasti sangat mengenal kisah Fir’aun, salah seorang Raja di zaman Nabi Musa alaihis salam, yang terkenal karena keingkarannya kepada ketuhanan Allah, keingkarannya pada syiar dakwah yang dibawa oleh Nabi Musa, bahkan sampai mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Tahukah kita, bahwa seorang setingkat Fir’aun saja mempersiapkan diri untuk menemui kematian?
Pyramid, salah satu bangunan kuno tapi tetap kokoh hingga saat ini, yang dibangun sekitar 2600 Sebelum Masehi, pada masa kepemimpinan Fir’aun di Mesir. Pyramid dikenal di seantero dunia, bahkan menjadi salah satu dari beberapa keajaiban dunia.
Yang menarik dari pyramid tersebut adalah, salah satu fungsi pembangunan pyramid oleh Fir’aun tersebut adalah untuk mengawetkan mayatnya, yang hanya diletakkan di atas tanah, bukan di dalam tanah.
Namun, mungkin ada hikmah lain yang Allah hendak tunjukkan dari kejadian itu, bahwa manusia zhalim, mayat mereka tidak layak untuk dimasukkan ke dalam bumi.
Terlepas dari itu semua, dapat kita ambil pelajaran, bahwa Fir’aun yang dalam sejarah namanya dikenal sebagai pembangkang dan pengingkar dakwah kelas berat, bahkan mengangkat dirinya sebagai Tuhan itu saja berfikir tentang kematian, dan mempersiapkan dirinya, walau hanya sebuah tempat untuk mengawetkan dirinya.
Maka, tentu orang-orang yang beriman semestinya jauh lebih siap menghadapi kematian dan hari berbangkit. Tentu saja bukan dengan memesan tanah pekuburan yang mewah. Namun, dengan mempersiapkan diri dengan amalan-amalan ibadah dan kebaikan sebagai bekal untuk dibawa menghadap Allah dan dipertanggungjawabkan di hari kelak sana.
Sesungguhnya hari kembali kita kepada Allah merupakan suatu kepastian dan keniscayaan, tidak dapat kita melarikan diri dari hari tersebut. Jika telah datang hari itu, tiada sesiapa yang dapat memundurkan waktu atau pun mengubahnya ke waktu yang lain. Yang dapat kita lakukan sebelum tiba hari itu adalah dengan mempersiapkan diri dan amalan sebaik mungkin dan sebanyak mungkin.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah, ayat 281:
“Takutlah dimana suatu hari kalian pasti dipulangkan kepada Allah, kemudian setiap jiwa diberi balasan atas apa yang diperbuatnya di dunia, dan sedikitpun mereka tidak dizhalimi.”
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang beriman dan yang beruntung di hari akhirat kelak. Semoga Allah menerima seluruh ibadah dan amal kebaikan yang kita lakukan selama di dunia, sehingga tidak ada dari amalan tersebut yang sia-sia. Semoga amalan-amalan itu dapat menolong kita di hari perhitungan kelak dan menambah timbangan amal kebaikan kita. Wallahu a’lam..