Muslimahdaily - Salah satu peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat kelak adalah melintasnya manusia di atas jembatan yang disebut dengan shirath. Manusia yang melintasinya adalah orang-orang yang beriman, karena orang kafir telah terlebih dahulu masuk ke dalam neraka. Adapun bagaimana bentuk jembatan (shirath) itu sendiri terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, sehingga dengan demikian, sesungguhnya hanyalah Allah yang memiliki ilmu tentang hal tersebut dan tidak dapat diumpamakan dengan apapun karena keterbatasan ilmu manusia.
Disebutkan di dalam buku ‘Ada Apa Setelah Kematian’, karya Asy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin, bahwa pada saat itu, manusia akan melewati shirat tersebut sesuai dengan kadar amalannya. Di antara mereka ada yang melewatinya seperti kedipan mata, ada pula yang melewatinya seperti kilat, ada yang melewatinya seperti angin, ada juga yang melewatinya seperti seekor kuda yang berlari kencang.
Yang lainnya ada yang melewati shirath tersebut seperti menunggang unta, ada juga yang melewatinya dengan berlari, atau dengan berjalan, juga ada yang ketika melewatinya langsung disambar ke neraka jahannam dengan sekali sambaran.
Tidak ada daya dan upaya manusia untuk memilih bagaimana cara ia melewati jembatan (shirath) tersebut. Karena itu semua akan bergantung dengan amalan yang dimilikinya dan dikerjakannya selama di dunia. Cepat lambatnya seorang mukmin melintasi jembatan itu juga menurut cepat lambatnya ia ketika melaksanakan suatu ibadah atau syariat.
Sesiapa saja yang bermaksiat akan masuk ke dalam neraka karena perbuatan buruknya, dan akan diazab dengan siksaan yang berbeda dari kaum kafir. Sebagian ulama berpendapat bahwa api yang membakar orang bermaksiat itu secara lahiriah sangat panas, namun tidak sepanas api yang membakar orang kafir. Bahkan api tersebut tidak akan menyentuh anggota sujud, yaitu dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung jari jemari kaki. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim.
Setelah melewati shirath itu, maka manusia yang berada di suatu tempat yang disebut qintharah, yaitu jembatan yang terletak di antara surga dan neraka. Disini akan diqishash antara sseseorang dengan lainnya. Qishash ini dimaksudkan untuk menghilangkan kedengkian, dendam dan kebenciaan dalam hati manusia, sehingga saat masuk ke dalam surga seluruh mukmin telah melalui penyucian dan telah berada di dalam keadaan suci dari segala bentuk penyakit hati.
Sebagaimana Allah ta’ala berfirman dalam surah Al-Hijr ayat 47:
“dan Kami akan angkat kedengkian yang ada di dalam hati mereka, sehingga mereka dalam keadaan bersaudara di atas dipan-dipan sambil berhadapan.”
Demikianlah sedikit gambaran saat melintasi shirath di hari kiamat kelak, semoga iman dan amalan ibadah kita diterima oleh Allah dan akan menyelamatkan kita kelak. Wallahu a’lam.