Muslimahdaily - “The Black Rider” bukan hanya julukan yang dimiliki oleh tokoh dalam film The Lord of the Rings, tapi juga dimiliki oleh seorang anggota pasukan Khalid bin Walid.
Khaulah binti Azur, dialah “The Black Rider”. Ksatria berkuda hitam yang memiliki keberanian amat besar. Ditengah terdesaknya pasukan Khalid bin Walid dalam melawan Bangsa Romawi, wanita tangguh itu dengan gagah berani turun ke medan perang.
Pendekar perempuan itu bergabung dengan masukan Muslim lainnya di bawah arahan Khalid bin Walid. Dengan baju serba hitam, ia datang menyergap para musuh dan memacu kudanya ke tengah medan pertempuran. Menerkam musuh yang ada di depannya bak singa kelaparan. Pedang tajamnya ia kibaskan dan menghunus tepat di badan-badan para musuh.
Melihat ketangkasannya berperang, para pria di medan itu terheran-heran dan tercengang. Mereka tak tahu siapakah sosok yang seluruh tubuhnya tertutup pakaian hitam itu. Hanya sekelebat mata yang tampak dari dirinya. Siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya?
Khalid pun penasaran dengan penunggang kuda hitam itu. Ia dan beberapa pejuang lainnya mendekati sosok pendekar misterius itu. Khalid pun berteriak, “Demi Allah yang telah melindungi seorang pejuang yang berani membela agama-Nya dan menentang kaum musyrik. Tolong buka wajahmu!”
Pertanyaan Khalid tak diindahkan. Khaulah masih tetap fokus meghabisi para musuh. Rasa penasaran masih menyelimuti si pemimpin perang. Khalid terus memacu kudanya mendekati Khaulah. Khaulah pun menjawab, "Aku Khaulah binti Azur. Aku melihat Kakakku, Dhirara tertangkap. Aku datang untuk menolongnya, membebaskan Kakakku yang berperang di jalan Allah."
Ketika pasukan Khalid bin Walid tahu bahwa pendekar itu adalah wanita, pastinya mereka terkejut. Akan tetapi setelah melihat kegigihan dan keberaniah Khaulah, mereka pun langsung termotivasi dan bersemangat untuk melawan pasukan musuh.
Pasukan muslimin mampu memenangkan peperangan ini meski sempat berada pada posisi yang sangat terdesak. Tapi sayang, Khaulah yang turut andil dalam membela Islam harus merasakan kenyataan pahit. Ia tak menemui Dhirara sampai perang berakhir.
Suatu ketika, pasukan Romawi memutuskan untuk berdamai dengan Islam. Atas ajakan damai ini pula, Khaulah tahu bahwa kakaknya tertawan di Homs karena telah membunuh anak raja dan para pasukan tentara Romawi.
Setelah mengetahui hal ini, dirinya tak tinggal diam. “The Black Rider” itu kembali berlaga di medan perang. Kuda hitam ia pacu kuat-kuat, takbir pun ia kumandangkan dengan tegas. Atas izin Allah, Khaulah mampu membebaskan sang kakak.
Sebelum menjadi pendekar hebat, Khaulah hanyalah petugas medis yang menangani pasukan Muslimin jika ada yang terluka atau jatuh sakit. Selain itu, ia juga bertugas menyiapkan konsumsi dan perlatan tempun untuk pasukan.
Khaulah sangat dekat dengan kakaknya, ia geram saat tahu bahwa Dhirara binti Azur harus ditawan musuh. Kakaknya lah yang mengajarkannya teknik berperang dan menceritakan banyak hal tentang perang. Wajar saja jika ia sangat lihai di medan pertempuran. Jiwa patriotnya berkobar dan niatnya semakin teguh untuk turun ke medan perang demi menyelamatkan agama Allah dan kakaknya.
Tak hanya tangkas di arena laga, ia juga pandai dalam mengatur strategi. Terbukti saat dirinya harus ditawan beserta muslimah lainnya dalam peperangan Sahura. Saat itu, ia sedang bertugas menjadi relawan medis tapi pasukan Romawi menangkapnya. Mereka harus dikurung dan mendapat pengawalan ketat.
Khaulah binti Azur tak kehilangan akal. Ia terus memotivasi muslimah lainnya untuk menyelamatkan diri. Tak ada senjata yang ia bawa untuk menyelamatkan musuh. Hanya bermodal benda-benda di sekitarnya beserta keyakinan yang kuat bahwa Allah selalu melindungi.
Wanita pemberani itu tak henti-hentinya membakar semangat para muslimah yang menjadi tawanan. Tanpa bentar ia berkata, “Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.”
Dengan keyakinan bahwa Allah akan selalu melindungi hamba-Nya serta usaha usaha yang mereka lakukan, Khaulah dan muslimah lainnya berhasil melarikan diri dari sergapan musuh
Kini, “Pedang Allah” bukanlah julukan milik Khalid bin Walid seorang, tapi juga milik Khaulah binti Azur “The Black Rider”.