Muslimahdaily - Buku ini mengisahkan tentang 9 wanita mulia yang patut dijadikan teladan dalam kehidupan, terutama untuk wanita muslimah. Buku yang ditulis oleh Ustadzah Halimah Alaydrus menceritakan pengalaman suka duka saat ia belajar di kota Tarim – Hadramaut, Yaman.
Cerita nyata ini dikemas secara sederhana agar pembaca seolah berhadapan langsung dengan mereka dan dapat memetik pelajaran-pelajaran berharga dari setiap tokoh yang diceritakan.
Ustadzah Halimah Alaydrus wanita kelahiran Indramayu Jawa Barat, sejak kecil memutuskan untuk mempelajari ilmu agama di berbagai pesantren dari pada menyelesaikan pendidikan formalnya.
Mulai dari Darullughah wadda’wah di Bangil Pasuruan Jawa Timur, kemudian At Tauhidiyah Tegal dan Al Anwar Rembang, terakhir yaitu di Daruz Zahro Tarim-Hadhramaut Yaman, disana selain mengikuti proses belajar, juga dipercaya untuk mengajar.
Sampai saat ini Ustadzah Halimah masih semangat untuk mengamalkan ilmu agama di berbagai kota Indonesia hingga Malaysia.
Buku Best Seller yang ditulis Ustadzah Halimah terdiri dari 147 halaman diterbitkan oleh Wafa Production dari bulan juli 2009 dan sudah memasuki cetak kesembilan pada tahun 2017.
Sembilan kisah wanita yang diceritakan penulis diantaranya bertemu dengan Hubabah Tiflah, Hubabah Khadijah, Erika, Hubabah Umairoh, dan Hubabah Bahiyyah.
Hubabah Tiflah, seorang wanita tua, buta, ahli ibadah yang lisannya tak pernah berhenti berdzikir. Wanita kedua, bertemu di perjalanan ia menyampaikan pesan yang berharga. Lalu ketiga seorang wanita yang zuhud, sepanjang hidupnya tak memiliki apapun kecuali 2 buah baju.
Hubabah Khadijah wanita yang kuat shalat malam nya saat di Mina. Kelima penulis bertemu wanita saat di bus, ia orang yang pandai bersyukur saat kecelakaan menimpanya.
Erika wanita asal Amerika yang masuk Islam, baginya yang paling indah mengenai Islam adalah cinta Rasul. Lalu wanita ketujuh sebelum meninggal ia memberitahu bahwa akan menghadiri undangan sebuah pesta. Hubabah Umairoh seperti dokter hati perkataannya dapat menyembuhkan hati si penulis.
Dan terakhir Hababah Bahiyyah umurnya hampir seabad namun semangatnya masih kuat karena memilki kekuatan semangat dari jiwa. Kesembilan wanita tersebut mengajarkan tujuan hidup yang sesungguhnya untuk kehidupan yang lebih kekal.
Buku ini sangat memotivasi, menambah semangat pembaca dalam menebar dan menambah kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Ukuran bukunya kecil, mudah dibawa kemana-mana. Namun cover dan lembar kertas yang digunakan sangat sederhana hanya menggunakan cetak kertas berwarna hitam putih, kalimat yang digunakan pun mudah dipahami, dan banyak puisi-puisi indah di dalamnya.
Kepada siapa rindu ini diserahkan?
Kepada awan?
Ia tak kan mampu membendung
Maka rintik deras hujan banjiri bumi
Dan rinduku masih sesakan dada ini
Kepada siapa rindu ini diserahkan?
Kepada lautan?
Maka ombak gelombang dan badai menghadang
Rinduku tak akan mampu dia tanggungkan
Kepada siapa rindu ini diserahkan?
Kepada pepohonan?
Ranting meranggas, batang memanas
Dan berguguran
Rinduku mampu membakar
Hingga semak belukar
Duhai, Tuhan...
Candu rindu pada-Mu
Yang kau tuang di hatiku
Merasuki seluruh relung, hingga sel tubuhku
Maka, hanya pertemuan dengan-Mu
Penawarku...
(halaman 88-89)