Oki Setiana Dewi Berdakwah Hingga ke Australia

Muslimahdaily – “Please, give some words that describe about Indonesia!” sapa Oki Setiana Dewi kepada siswa-siswa Private Christian School, Pennisula, Australia. Sontak suara riuh memenuhi ruangan kelas.

Ada yang saling berbisik, ada pula yang segera mengacungkan tangan. Itulah sekelumit gambaran kegiatan Oki saat ini melalui video unggahannya di akun Instagram miliknya. 

Oki memberikan penjelasan mengenai apa itu hijab dan mengapa muslimah mengenakan hijab kepada para siswa Australia tersebut. Mereka pun mendengarkan dengan seksama. Selain diskusi soal hijab, Oki bersama beberapa rekannya juga menjelaskan mengenai Islam. “Thanks for accepting us guys,” ujarnya kemudian.

Seolah tidak cukup berdakwah melalui fashion dan hiburan, Oki pun menjajal sebuah program pemerintah Australia-Indonesia. Kegiatan baru Oki tersebut merupakan salah satu rangkaian acara yang dia ikuti, yakni Muslim Exchange Program Australia-Indonesia 2017. 

Oki termasuk salah satu artis muslim Indonesia yang lolos dalam program tersebut. Bersama empat peserta lain dari berbagai profesi, Oki menjalani program tersebut yang berlangsung sejak 5 – 19 Maret 2017. 

Setiba di Australia, Oki dan keempat peserta lain langsung disambut oleh Professor Tim Lindsey, Ketua Pusat Hukum untuk Indonesia. Dalam foto unggahannya di media sosial mereka tampak akrab seperti telah lama kenal. 

“Welcome meeting, lunch and discuss with Professor Tim Lindsey, Director of the Centre for Indonesia law, Islam and Society. He is from the University of Meloburne and Former Chair of the Australia-Indonesia Institute,” tulisnya di Instagram. 

Tidak hanya berkunjung ke sekolah-sekolah di Australia, dalam program tersebut, Oki dan para peserta lain juga mengunjungi situs-situs Islam di Canberra, Sidney dan Melbourne serta melihat kehidupan muslim di sana. 

Dia pun sempat melakukan keliling masjid di beberapa daerah Australia. Misalnya, saat Oki berkunjung ke salah satu masjid di Newport,Victoria, Australia bersama Syekh Abdullah Hawari, seorang ketua arsitektur Pusat Islam Ausyralia dan Masjid Newport, Australia. 

Tidak hanya berdiskusi dengan para tokoh dan pembesar Islam, Oki bahkan berkesempatan diskusi dengan pemuka lintas agama di sana. Misalnya, saat ia membagikan fotonya yang sedang berdiskusi dengan Martin Chatfield, seorang anggota dan panitia dewan gereja di Gereja St.Patrick’s Cathedral Melbourne.  

Dalam program tersebut, Oki termasuk beruntung mengikuti program tersebut. Sebab, dari 250 peserta yang melamar, 25 orang terpilih mengikuti proses wawancara. Sementara, yang lolos untuk berangkat ke Australia hanya 5 orang. Program tersebut telah berjalan sejak 2002. Dan Oki termasuk angkatan ke-15.  

Add comment

Submit