Muslimahdaily - Inara Rusli dan Virgoun Tambunan menjadi publik figur yang menginspirasi banyak orang. Keduanya menjadi salah satu pasangan artis yang berani berhijrah dan meninggalkan gaya hidup glamor dunia hiburan. Namun dibalik senyum keduanya di hadapan publik, banyak kisah mengharu biru dibaliknya.
Berikut kutipan wawancara eksklusif muslimahdaily dengan Ina Idola Rusli atau Inara Rusli, beberapa waktu lalu.
Bagaimana proses hijrah Mbak Inara yang dulunya anggota girlband menjadi muslimah seperti sekarang?
Lagi-lagi semua atas seizin Allah, jalan dari Allah. Perjalanan (awal), ketemu sama (Virgoun), waktu itu belum kenal, belum calon suami juga, ya ibaratnya calon pacar. Latar belakangnya sama, ketemu di backstage acara ulang tahun RCTI di Monas tahun 2011. Ketemu, dikenalin sama temen.
Cuma waktu itu belum gimana-gimana. Kenal doang. Waktu itu aku juga belum ngeh kalau dia punya tato. Ketutup jas. Kenalan ya kenalan aja. Dua tahun lewat nggak pernah kontak. Setelah tahun 2013, kita ketemu lagi. Sebelum pertemuan ini, kita sering satu event.
Cuma aku nggak ngeh. (Saat) 2013 di dahsyat RCTI, dia manggilin gitu. Waktu itu aku nggak tau kalau dia vokalis Last Child. Demi Allah, nggak tahu. Ternyata nyambung ngobrol. Pas frekuensinya. Berapa kali jalan dia nembak. Aku terima. Tahun 2012 Maret.
Bagaimana tanggapan keluarga mengingat saat itu Virgoun masih beragama non-islam?
Seiring berjalan hubungan, kan pasti jadi omongan, masuk infotainment. Keluargaku juga nggak percaya.
Mereka liat kok makin serius. Sempat Virgoun datang ke keluarga. Di situ mereka sidang kita berdua. Kalau mau serius, pikirkan ke depannya. Intinya mereka khawatir mengandalkan entertainment. Mau dikasih makan apa anak orang.
Walaupun waktu itu aku belum berjilbab, aku mikir, rezeki kan dari Allah, dari mana saja, ngapain ngoyo. Yaudah jalanin aja dulu. Namanya orang pacaran, nggak dengerin.
Virgoun masuk Islam saat proses itu?
Sidang kedua, Virgoun ditanya, ‘kamu mau nikahin adik saya?’. Ya dituntutlah sama kakak aku, ‘Kalau merasa Islam bermasalah, lu pelajar dulu yang bener-bener. Kalau ada kejanggalan, lu tanya gue. Kalau ada sesuatu yang nggak bener, kurang tepat nilai islam di mata lu, gue yang masuk Kristen.
Tapi kalau sebaliknya, tahulah konsekuensinya. Kalau sudah ada petunjuk, lu ikuti. Jangan lepas tangan.’ Artinya jangan gangguin Ina lagi.
Virgoun lalu benar-benar belajar Islam?
Dia gentlemen. Dia terima tantangan. Dalam hati dengan girangnya dia pikir, nggak masalah belajar Islam. Kalau (Islam) terbukti salah, kan seneng tuh masukin kristen sekeluarga, dapat surga.
Seiring perjalanan, dia dikasih literatur dua sama abang saya. Perbandingan agama dan satu lagi alkitab milik ayah saya. Ayah saya kan mualaf. Itu ada alkitab sudah digaris bawahi semua, disepidolin, dikasih penjelasan ayat ini ke sebelumnya nyambung nggak, ayat ini artinya apa.
Dia mulai rajin, baca literatur. Dikasih dengar youtube (tentang) mantan pendeta besar agama, kyai di saudara kita yang kristen dan katolik. Dia mulai paham.
Mbak Inara membantu Virgoun untuk berislam?
Seiring dengan proses itu, bahkan sebelum ada proses itu, saya cuma bisa doa. Doa itu memang selemah-lemahnya usaha, tapi menurut aku, doa itu sekuat-kuat senjata. Karena Allah yang berkuasa mengubah hati manusia.
Akhirnya dia bilang, ya udah aku mau syahadat. Aku kaya bebek disambar gledek siang hari. Allahu akbar. Yaudah aku kontak abang aku. Dibawa ke mana yang kompeten di bidangnya. Dibawa lah ke Syekh Ali Jaber.
Virgoun benar-benar telah yakin akan Islam?
Dia masih takut. (Saya bilang) Bismillah, kalau kamu percaya apa yang disembah itu Allah, ya minta taufik dan hidayah-Nya untuk bersyahadat. Karena kita nggak perah tahu umur kita sampai kapan. Bisa saja sejam lagi nggak ada, kan penyesalan.
Dia renungi. Lagi-lagi kalau kita ada teman, mau syahadat, dia ragu, kita harus mantepin.
Kita langsung ke Syekh Ali Jaber. Ditanya dulu kan sama Syekh Ali Jaber, nggak langsung syahadat. ‘Kamu bener masuk islam? Kamu kalau masuk islam, kamu harus jadi islam yang sesungguhnya jangan jadi islam yang kebanyakan di Indonesia.’
Akhirnya suami merasa ditantangin, dia harus masuk islam secara kaffah, menyeluruh.
Suami saya mantap, bahwa yang berhak disembah itu Allah. Karena Allah yang menciptakan Adam yang diciptakan tanpa ibu dan tanpa ayah. Kalau nabi Isa berhak disembah karena nggak ada ayah, apa nggak lebih berhak menyembah Adam? Sebelum ada Adam, ada alam semesta. Siapa pencipta alam semesta? Kan balik ke Allah. Nggak ada kebetulan dalam hidup ini.
Bagaimana perasaan Mbak Inara saat Virgoun bersyahadat?
Aku gemeter, dari ubun-ubun sampai ujung jari. Di situ cuma ada aku, abang aku, kakak ipar, Syekh Ali Jaber dan keluarganya. Sampai sekarang berasa hidayahnya.
Bagaimana dengan Virgoun?
Disuruh lepas asesoris bandnya, disuruh wudhu, itu pertama kali shalat berjamaah. Syekh Ali Jaber nawarin, mau akad sekalian? Itu masih rahasia kita. Enam bulan dari situ, baru kita rencanain walimah.
Bagaimana tanggapan keluarga Virgoun?
Dari keluarga suami, mayoritas non muslim, kan harus jaga perasaan, dan nggak boleh bohong. Sampaikan walaupun terasa pahit. Ya udah akhirnya satu-satu kita kasih tahu, dari lingkaran paling luar. Omnya, tantenya, kakaknya. Alhamdulillah kakaknya bijaksana. Nah mamanya... di Batak itu kan anak laki-laki seperti emas. Dia merasa anaknya diambil. Padahal Virgoun masih sama, bahkan lebih baik sekarang.
Mamanya Virgoun menolak pernikahan?
Sempat ada konflik. Tapi itu kan cara Allah menguji keimanan kita. Ya udah aku doa aja. Semoga Allah lunakkin hati mertuaku.
Seminggu sebelum nikah, aku dempet tuh didatangi pendeta yang mengaku mantan dai. Sekarang dia sudah dibui sih. Itu dosen mertua aku. Didatangi, ngomongnya nggak ada indah-indahnya, nggak ada bagus-bagusnya.
Ya Allah. Aku nggak ngejawabin, karena disamping aku mertuaku. Virgoun yang langsung jawab.
Itu biarin ajalah, yang penting kita tetap berpegang teguh sama agama Allah. Alhamdulillah, aku ditenangin, Alhamdulillah suami aku nggak goyah.
Setelah nikah lalu berhijrah bersama?
Kita diuji setelah pernikahan. Hidup kita dimulai dari nol, Benar-benar dari nol. Kontrak apartemen seukuran studio, hidup seadanya. Jarang sekali nongkrong sama temen. Aku belum langsung berhijab waktu itu. Kalau ada tawaran infotainment kita masih terima.
Enam atau tujuh bulan kita tinggal di situ, tapi rasanya masya Allah, benar-benar diuji, apalagi suami ngeband banyak duit. Tiba-tiba diuji dengan materi. Masya Allah ujiannya. Dia sendiri dalam tahap pengobatan diri dia, lalu diuji materi. Aku cuma bisa berdoa, supaya kuatkan suami.
Mencuci kali ya. mencuci dosa kita, mencuci semua kesalahan kita. Insya Allah, semoga Allah ridha.