Muslimahdaily - “Nak sebenernya orang yang bener-bener sakit itu, bukan orang yang sakit tetapi orang sakit itu dimana dia yang sehat tapi tidak mau sholat di masjid, tidak maua jaga perintah Allah, malah melakukan apa yang Allah larang, itu sebenernya yang orang sakit”

Salah satu nasihat yang terngiang oleh Ameer Azzikra dari sang ayahanda, Almarhum KH. Arifin Iham. Lebih dari 100 hari ditinggal sang ayahanda, Ameer mengaku merindukan nasihat dari Ayahanda semasa hidupnya. Meskipun nasihat yang didengarnya seringkali diulang, tetapi hal itu justru dibutuhkan olehnya dan keluarga.

“Yang paling kita kangenin itu nasihatnya Abi itu MasyaAllah, walaupun sering diulang-ulang tapi selalu terasa baru bagi kami, karena itu yang kami butuhkan,” ujar Ameer Azzikra saat melakukan wawancara eksklusif dengan tim MuslimahDaily, beberapa waktu lalu.

Semasa hidupnya, KH. Arifin Ilham kerap mendidik anak-anaknya berlandaskan agama islam. Ameer mengaku sejak berusia empat tahun, ia bersama sang kakak Alvin, sudah dibiasakan untuk pergi ke masjid setiap Subuhnya. Meskipun sampai disana memilih untuk tidur dan tidak melaksanakan salat Subuh berjamaah. 

Berkat didikan sang ayah, Ameer mengaku hal tersebut  menjadi kebiasaan bagi Ameer untuk tidak meninggalkan Subuhnya hingga saat ini. 

Selain itu, Ameer pun mengaku dulu sang ayah kerap kali memberikan hukuman jika ia tidak melaksanakan Salat. Uniknya, hukuman tersebut ialah dikurung dalam kamar mandi sesuai rakaat Salat yang ditinggalkan.

“Uniknya kalo Ameer ga sholat dimasjid nih dikurung di kamar mandi  terus dimatiin lampu. Dikurungnya itu sesuai dengan rakaat salatnya misalnya ga sholat subuh 2 rakaat dikurung di kamar mandi 2 menit gitu,” cerita Ameer.

Sempat merasa takut dan bingung dengan yang dilakukan oleh sang Ayah, tetapi Ameer baru sadar ada nasihat mendalam yang ingin disampaikannya melalui hukuman tersebut. Ameer mengaku, hal tersebut baru dirasakannya saat hendak mengantarkan Ayahanda masuk ke liang lahat.

Jika dihukum dalam kamar mandi dengan keadaan lampu dimatikan dalam waktu dua menit saja sudah takut, bagaimana dengan liat lahat tersebut yang justru akan menjadi tempat tinggal terakhir kita kelak?

“Ameer baru paham pas ameer mau ngubur abi , jadi pas penguburan abi, Ameer masuk ke liang lahat itu baru ngerasain ruang sesmpit ini nanti menjadi rumah kita kedepannya, menjadi masa depan kita. Ternya abi tuh mau mengambarkan itu saat itu bahwa kuburan seperti ini, kalau misalkan dikamar mandi aja yang cuma dua menit udah takut apalagi dikuburan yang nanti lamanya tuh masyaallah banget kan . Abi tuh seakan akan ngasih tau ke kita bahwa hidup sebentar dan kuburan menjadi rumah terakhir kita ,makanya perlu mempersiapkan bekal sebanyak banyaknya untuk kampung kita yang berikutnya,” jelasnya.

KH. Arifin Ilham ternyata tidak hanya memberikan nasihat hanya dalam bentuk lisan. Akan tetapi akhlak dan teladannya pun demikian. Ameer mengaku, saat berada di rumah sakit sang ayahanda tetap menjaga tujuh sunnah yang telah Nabi sampaikan dan menjadi prinsip serta diamalkan dalam hidup Ayahanda.

“Abi tidak hanya menasihati secara lisan tapi juga dengan akhlak dan teladannya. Disaat Abi sakit , Abi tetap solat tahajud tetap menjaga 7 sunnah nabi yang telah nabi sampaikan yaitu solah tahajud , istighfar, baca quran, berjamaah di masjid, solat duha, sedekah, dan jaga wudhu dan ketujuh hal itu Abi amalkan disaat Abi sakit.,” aku Ameer.

Hal tersebut menjadi pukulan bagi Ameer dan keluarga, di mana ia melihat kesalihan yang dimiliki Ayahanda untuk terus melakukan hal baik sesuai ajaran agama Islam.

Witri Nasuha

Add comment

Submit