3 Tradisi Unik Saat Lebaran di Beberapa daerah Indonesia

Muslimahdaily - Hari raya Idul Fitri selalu identik dengan saling bermaafan pada keluarga, tetangga, sanak saudara juga kolega. Seluruh umat muslim di penjuru dunia termasuk Indonesia menyambut hari idul fitri dengan penuh suka cita. Beraneka jenis makanan khas daerah turut menyemarakkan suasana lebaran.

Dibeberapa daerah di Indonesia, perayaan lebaran memiliki kekhasan tersendiri. Di masing-masing daerah punya tradisi unik. Berikut beberapa daerah yang masih mengusung tradisi tersebut:

1.Yogyakarta – Grebeg Syawal

(Foto : Detik.com )

Setiap tanggal satu syawal jalan Malioboro hingga alun-alun utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat selalu dipenuhi warga. Baik lokal maupun dari luar kota. Bahkan, tak jarang ada beberapa turis asing turut meramaikan tradisi Grebeg syawal.

Pada acara tersebut, warga “menggrebek” Gunungan Kakung dan Gunungan Putri yang disusun dari sayuran dan berbagai hasil bumi. Gunungan ini dimaksudkan sebagai sedekah Sultan kepada rakyatnya. Konon, warga yang sempat mengambil hasil bumi yang dibagikan ini dapat membawa berkah dan kesejahteraan bagi yang mendpatkannya.

Ketika rakyat saling berjibaku untuk mengambil isi dari Gunungan Lanang, Keraton akan menggelar upacara Ngabekten Sungkeman Abdi Dalem Kakung. Dan tradisi ini juga menjadi salah satu tradisi ketika Lebaran. Tradisi ini akan melibatkan kerabat Keraton Yogyakarta, Bupati dan juga Walikota di Jogjakarta untuk melakukan sungkem kepada Raja Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono. Tradisi ini memang sudah cukup lama sekitar puluhan tahun yang masih ada hingga saat ini.

2.Festival Meriam Karbit – Pontianak

(Foto : Wisatapontianak.com)

Festival ini digelar saat malam takbiran tepatnya di pesisir sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Berderet-deret meriam yang terbuat dari bambu dan batang kelapa selalu memenuhi pinggiran sungai Kapuas. Dentumannya memekakkan telinga saat malam takbiran. Namun, begitulah tradisi yang telah berlangsung puluhan tahun di Pontianak.

Bahkan, kegiatanfestival meriam karbit tersebut pernah mendapat rekor pada 2007 dari museum rekor Indonesia. Warga sekitar sungai Kapuas juga mengadakan lomba pada festival tersebut. Peserta yang mengikuti festival ini mesti memiliki minimal lima buah meriam dari kayu, karena di situlah letak nilai budaya yang ingin ditonjolkan.

3. Tradisi Binarundak – Sulawesi Utara

(Foto : Liputan6.com)

Beda lagi dengan wilayah Sulawesi Utara. Di wilayah Bolaang Mongodow Raya, warga menggelar makan bersama sepekan setelah hari raya. Binarundak atau tradisi makan nasi jaha telah berlangsung bertahun tahun. Tujuannya, untuk merekatkan tali silaturrahmi antar warga ajang reuni para perantau dengan sahabat lama, setelah sekian lama berpisah.

Nasi jaha sendiri dibuat dari beras ketan, jahe, dan santan yang dimasukkan ke dalam sebatang bambu yang dilapisi daun pisang. Bumbungan bambu berisi nasi jaha ini lalu dibakar beramai-ramai di lapangan dengan sabut kelapa. Nasi jaha ini kemudian dimakan bersama-sama sebagai perekat silaturahmi dan ungkapan rasa syukur kepada Allah.

Add comment

Submit