Muslimahdaily - Pada abad ke-15 terdengarlah nama seorang laksamana laut yang berasal dari Dinasti Ming, kisah perjalanannya mengarungi lautan di seluruh penjuru dunia meninggalkan banyak sejarah di berbagai tempat persinggahannya. Dalam setiap ekspedisinya, ia selalu membawa awak kapal yang sangat besar untuk menempuh ribuan mil jauhnya. Namanya sudah terkenal sebelum munculnya para penjelajah samudera biru seperti Christoper Colombus, Vasco da Gama dan petualang asal Spanyol, Ferdinand Magellan. Ia adalah Laksamana Zeng He/Cheng Ho seorang penjelajah muslim dari Tiongkok.

Salah satu saksi penjelajahan Laksamana Zheng He adalah sebuah prasasti yang ditemukan di Provinsi Fujian, disana ditemukan tulisan Laksamana Zheng He yang berkata bahwa dirinya diperintahkan kaisar Dinasti Ming untuk berlayar mengarungi samudera menuju negara-negara di luar horizon. Dalam ekspedisinya mengelilingi benua Afrika dan Asia itu, Cheng Ho mengerahkan armada raksasa dengan puluhan kapal besar dan kapal kecil serta puluhan ribu awak.

Perjalanan hebat yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho ini bukan hanya menjadi kebanggan dan sejarah milik bangsa Tiongkok saja, tapi Umat Islam dan bangsa Indonesia menjadi saksi betapa hebatnya ekspedisi ini. Karena dalam perjalanannya, Cheng Ho sempat bersinggah di Nusantara dan menginggalkan banyak jejak-jejak sejarah.

Peniggalan Laksamana Zheng He di Indonesia tersebar di berbagai daerah. Salah satu bukti persinggahannya saat ekspedisi yang bisa kita lihat sampai sekarang adalah, berdirinya patung Laksaman Zheng He di depan Kuil tertua yaitu Sam Poo Kong, terletak di daerah Semarang, Jawa Tengah. Saat kelelahan melakukan perjalanan di pulau Jawa, saat itu Laksamana Zheng He memilih untuk singgah di kuil tersebut dan tetap melaksanakan ibadah sesusai dengan agamanya, yaitu Islam. Kuil ini menjadi saksi betapa Laksamana Zheng He sangat menjunjung tinggi toleransi.

Laksamana Zheng He, mempunyai nama kecil Ma Ho. Nama “Ma” diambil dari nama Nabi Muhammad saw, karena menurut Rosenberg seorang ahli Geografi terkemuka di dunia Zheng He atau Ceng Ho ini berasal dari keluarga muslim, nama “Ma” digunakan oleh keluarga muslim di Tiongkok, China. Identitas muslim Zheng He juga diperkuat dengan adanya bukti bahwa sang ayah pernah melakukan ibadah Haji ke Makkah.

Menurut beberapa ahli sejarah dikutip dari Khazanah Republika, sang Laksamana ini sudah menunaikan ibadah haji. Sebagai muslim yang taat, penjelajah ini menjadikan ibadah haji sebagai obsesi dan impian terbesarnya. Tak ada yang tahu pasti tentang ini, tetapi kemungkinan besar ibadah hajinya dilaksanakan pada ekspedisi terakhir (1431- M – 1433 M) karena pada saat itu rombongan ekspedisinya memang sedang singgah di Jeddah.

Laksamana Cheng Ho dikenal sebagai sosok pemimpin yang arif. Kebijaksanaannya yang tertulis di berbagai sumber prasasti dan penghargaan yang diberikan oleh beberapa daerah yang ia kunjungi sangat terkenang sampai hari ini. Sosok pemimpin yang menjunjung tinggi toleransi dan kebersamaan meretas segala batasan agama, suku dan bangsa.

Bukti sejarah telah membuktikan bahwa sang pemimpin ekspedisi ini adalah orang yang taat beribadah dan sangat menghargai perbedaan. Misi ekspedisinya adalah perdagangan dan penyebaran agama Islam, ketika sampai di Indonesia dengan berbagai macam perbedaan yang ada, menurut ahli sejarah ia bisa memasukan agama Islam dengan baik yaitu melalui pendekatan kultural, sehingga dapat diterima pula dengan baik saat itu.

Kita dapat mengambil banyak nilai yang terkandung dari sejarah perjalanan sang Laksamana Cheng Ho ini. Ketika berusaha dengan sekuat tenaga dan sepenuh hati, maka apa yang menjadi impian kita akan tercapai. Kemudian sosok pemimpin yang arif dan bijak bisa menjadi contoh bagi kita semua. Terlepas dari semua itu, hendaklah selalu melibatkan Allah dalam segala urusan kita di dunia, contohlah Laksamana Cheng Ho ini seorang pemimpin yang taat beribadah dan tujuannya yang mulia yauti penyebaran agama Allah, yaitu Islam.