Melongok Masjid Beijing di Kelantan, Malaysia

Muslimahdaily - Dengan atap yang miring dengan genteng berwarna hijau diperkaya dengan bubungan berbentuk kurva runcing gedung yang berlokasi di Rantau Panjang, Kelantan, Malaysia ini tampak lebih menyerupai kelenteng. Namun gedung ini sebenarnya adalah Masjid Perayaan Perak Sultan Ismail yang dikenal juga sebagai Masjid Beijing oleh penduduk lokal. 

Dengan sentuhan arsitektur campuran China dan Islam menjadikan Masjid ini wajib dikunjungi oleh para wisatawan. Tapi lebih dari itu, Masjid ini melambangkan nilai-nilai universal Islam.

Ide pembangunan Masjid bergaya China ini diusulkan oleh Mantan Menteri Besar Kelantan dan tokoh agama yang sangat dihormati, Datuk Nil Abdul Aziz Mat 1997 silam, memperlihatkan bahwa Islam tidak dibatasi oleh bentuk atau ras.

Anggota komite Masjid Beijing, Noor Azman Abdullah, mengatakan pendirian Masjid membuktikan kalau Islam adalah agama universal.

90 persen rancangan Masjid diambil dari Masjid Niujiu, Masjid tertua di Beijing. Untuk memfasilitasi kunjungan turis non-Muslim ke Masjid, komite Masjid menyediakan sarung dan kerudung bagi yang berpakaian tidak sesuai memasuki Masjid.

Berada persis di pinggir jalan Pasir Mas/ Rantau Panjang, kira-kira 2 kilometer dari kota Rantau Panjang, Masjid menempati lahan seluas 1,5 hektar.

Pinggiran atap yang melengkung dan tajam merupakan ciri khas arsitektur China, begitu juga motif kelompok golongan di bawah atap dan pola-pola pintu dan dinding.

Bangunan utama merupakan komponen terluas dan punya dua lantai. Lantai atas digunakan untuk tempat shalat yang dapat menampung hingga 1.000 orang. Lantai bawah adalah ruangan multi guna yang bisa menampung hingga 200 orang, ruang makan, perpustakaan, klinik dan kantor.

Motif geometris Islami yang menghiasi area ruang shalat utama sering ditemukan di Masjid-Masjid Uzbekistan.

Antara gedung utama dan serambi ada ruang terbuka yang digunakan untuk shalat bila jemaah melebihi 1000 orang.

Tangga untuk menuju gedung juga dirancang lebih lebar agar orang bisa sembahyang di tangga saat Masjid penuh, khususnya pada hari raya. 

Yang membedakan bentuk Masjid ini dengan kelenteng adalah adanya sebuah menara yang berada di halaman Masjid.
 

Add comment

Submit