Benarkah Ada Bahasa Indonesia dalam Al Qur'an?

Muslimahdaily - Al Qur’an hanyalah satu dari sekian banyaknya kitab suci yang Allah turunkan untuk hambanya. Sebelum Al Qur’an, ada beberapa kitab suci yang sudah turun sebelumnya seperti Zabur, Taurat, dan Injil. Setiap kitab suci diturunkan untuk kaum yang berbeda dengan menggunakan bahasa yang berbeda pula sesuai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh kaum tersebut. Mengapa demikian? Agar para nabi yang yang menerima wahyu dalam kitab suci itu dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada kaumnya.

Allah menggunakan beragam bahasa manusia untuk berbicara kepada manusia. Kepada orang yang berbahasa ibrani, Allah berbicara dengan bahasa Ibrani. Kepada komunitas yang berbahasa Suryani, Allah berbicara dengan bahasa Suryaniyah. Demikian seterusnya, tidak ada satu pun umat di dunia ini yang tidak didatangi pembawa peringatan, dan masing-masing datang membawa firman dari Allah yang berbahasa kaum itu.

Allah berfirman dalam QS Ibrahim: 4 yang artinya, “Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”

Begitu pula Al Qur’an, Allah menurunkan firmannya kepada Nabi Muhammad Shallalahu'alaihi wa sallam di tanah Arab, untuk disampaikan kepada umat muslim. Bahasa yang digunakan dalam kitab suci itu adalah bahasa Arab sesuai dengan bahasa yang digunakan umat Rasulullah pada saat itu.

Lalu apakah adakah bahasa selain bahasa Arab di dalam Al Qur’an?

Dikutip dari penjelasan Tafsir al-Qurthubi:

Imam al-Qurthubi menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan pendapat bahwa Al Qur’an berisikan kata yang disusun dari tern dan nama yang berasal dari non Arab. Ia juga menyebutkan Qadhi Ibn at-Thayyib, at-Thabari dan ulama lainnya percaya bahwa Al Qur’an murni berbahasa Arab dan tidak ada kata lain dalamAl Qur’an yang menggunakan bahasa selain bahasa Arab. Menurut mereka, jika ada kata yang tersusun dari bahasa non Arab, hal itu hanya kesamaan saja antar bahasa Arab dan bahasa lainnya.

Menuru Imam Qurthubi, jika pun ada kosa kata menggunakan bahasa lain dan jumlahnya sediki, hal itu tidak menghapus kenyataan bahwa Al Qur’an murni berbahasa Arab.

Namuan ada hal yang tidak dijelaskan dalam kitab tafsir al-Qurtubi di atas. Di balik banyaknya kata di dalam Al Qur’an, ternyata ada satu kata yang diadaptasi dari bahasa Indonesia. Kata tersebut terdapat dalam QS Al-Insaan: 5,

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.”‎

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا 

Kata “Kafur” atau kita sering menyebutnya kapur, merupakan satu-satunya kata dari bahasa Indonesia yang diadopsi dalam Al Qur’an. Hal ini terjadi lantaran adanya penyerapan bahasa melalui proses perdagangan.

Seperti yang kita tahu bahwa pada zaman dahulu sebagian besar penduduk arab merupakan pedagang. Bahkan Rasulullah pun termasuk pedagang yang ulung. Maka tak heran jika terjadi pertemuan antar bangsa dalam proses perdagangan. Termasuk perdangan antar wilayah Nusantara dengan Arab.

Salah satu komoditi hasil alam Nusantara yang menjadi buruan oleh banyak pihak adalah kafur atau kapur. Sekitar abad 4 Masehi, kapur barus yang berasal dari daerah Barus di Sumatera telah terkenal di kalangan masyaralat Arab dan Asia. Kafur menjadi komoditi yang sangat malah, setara dengan harga emas.

Pada saat itu, kapur menjadi simbol kemewahan. Maka itulah sebabnya Al Qur’an mengadopsi kata “kafur” ini. Al Qur’an bahkan menyebutkan bahwa penduduk surga kelak akan minum dari mata air di surga yang airnya seputih, sewangi, dan sedingin kapur barus, tetapi tidak berasa dan berbahaya.

Dari sini kita mengetahui bahwa hubungan antara Nusantara dengan Arab telah terjadi bahkan sebelum masa turunnya wahyu Al Qur’an. Dan kita pun menjadi tahu bahwa ternyata ada kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang digunakana dalam Al Qur’an.

Add comment

Submit