Muslimahdaily - Masjid Sultan Ahmed atau yang dikenal sebagai Masjid Biru merupakan saksi bisu sejarah kekaisaran Ottoman yang pernah berdiri di Negara Turki. Masjid megah dengan enam menara yang menjulang tinggi ini menjadi salah satu bangunan yang paling ikonik di Kota Istanbul.
Masjid ini merupakan satu dari dua buah masjid di Turki yang mempunyai enam menara. Diameter kubah masjid 23,5 meter dengan tinggi kubah 43 meter dan kolom beton berdiameter 5 meter membuat masjid ini terlihat sangat megah.
Masjid Biru berdiri pada saat Perjanjian Damai Zsivatorok yang mengakhiri perang lima belas tahun antara Kekaisaran Ottoman dan Kerajaan Habsburg. Setelah perjanjian itu, Kekaisaran Ottoman mengalami kekalahan saat berperang dengan Persia tahun 1603-1618. Sultan Ahmed I akhirnya membangun masjid ini untuk menegaskan kembali kekaisaran Ottoman.
Sedefkar Mehmed yang merupakan arsitek Masjid Biru menggabungkan elemen arsitektur Islam tradisional dan Kristen Byzantium untuk mewujudkan bagunan masjid yang megah ini.
Masjid Sultan Ahmed ini disebut sebagai Masjid Biru karena interiornya dilapisi oleh lebih dari 20.000 ubin Iznik buatan tangan manusia yang mempesona. Ubin Iznik terbuat dari keramik yang berwarna pirus dengan desain tulip merah. Lantai dua masjid di cat warna biru dengan cahaya matahari yang masuk melalui lebih dari 200 jendela kaca.
Konon katanya, arsitek masjid ini salah mendengar permintaan sultan yang sebenarnya meminta untuk dibangunkan menara emas. Dalam bahasa Turki menara emas berarti ‘altin minareler’. Namun yang didengar sang arsitek adalah ‘alti minareler’ yang berarti enam menara. Meskipun salah mendengar, enam menara buatan sang arsitek berhasil membuat Sultan Ahmed I terpesona.
Akibat jumlah menara yang sama dengan Masjidil Haram saat itu, kabarnya Sultan Ahmed I mendapat banyak kritikan sehingga beliau menyumbangkan biaya pembuatan menara ketujuh untuk membedakan masjidnya dengan Masjidil Haram.
Elemen penting yang terdapat di Masjid ini adalah mihrab yang terbuat dari marmer yang dipahat dengan hiasan stalaktit dan panel incritive dobel di atasnya. Tembok di sekitar masjid dipenuhi dengan keramik. Masjid ini didesain agar semua jamaah dapat mendengar suara imam meskipun masjid dalam kondisi penuh sekalipun.
Masjid biru hingga kini masih digunakan sebagai tempat ibadah. Untuk menghormati masjid, wisatawan yang hendak masuk ke dalam masjid harus berpakaian sopan. Untuk wanita harus mengenakan kerudung. Apabila tidak, maka penjaga siap mengingatkan di depan pintu masuk.
Peristiwa kebakaran yang terjadi pada tahun 1574 membuat masjid ini harus mengalami restorasi. Kini warna interior biru ini banyak mengalami perubahan sehingga kesan biru tidak lagi mendominasi masjid ini. Meskipun demikian, Masjid Sultan Ahmed I ini tetaplah indah dan megah.