Muslimahdaily - Firaun berbicara pada para pembesar kaumnya bahwa dia tidak melihat ada Tuhan lain bagi mereka selain dirinya. Ia lalu memanggil Haman untuk membangunkan bangunan tinggi dari tanah liat yang sudah dibakar (batu bata), agar dia bisa melihat Tuhan Nabi Musa. Ayat di atas memberi informasi terkait banyak mukjizat berikut:
1. Firaun mempertuhankan dirinya
Seperti bisa dibaca dalam Firman-Nya, “Aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku.” Penelitian kepurbakalaan yang dilakukan sekitar peradaban Mesir klasik memperkuat bahwa para Firaun mulai dari Dinasti IV mengharuskan rakyatnya untuk menyembah dewa Ra (literatur berbahasa Inggris; Re) yang merupakan titisan Tuhan matahari.
Tuhan inilah yang dulunya disembah oleh nenek-moyang orang Mesir. Bahkan nama Ra ini masuk ke dalam nama gelar para Firaun, seperti Ra Nip, yang artinya dewa emas.
Petunjuk yang paling jelas penuhanan para Firaun pada diri mereka sendiri, seperti dikatakan Pristed, seorang ahli kepurbakalaan dan data yang terekam dari teks-teks piramida, adalah kidung untuk matahari yang dinyanyikan berkali-kali sebagai wujud identifikasi diri Firaun sebagai dewa matahari.
Kidung itu “menegur” Mesir terkait banyak keuntungan yang diperoleh negeri itu, di bawah perlindungan dan anugerah dewa matahari.
Dengan seperti itu, dewa memberi banyak manfaat pada Firaun. Oleh karenanya, sang dewa harus mendapatkan persembahan dari Mesir. Keseluruhan kidung ini diulang-ulang dengan mencantumkan nama Firaun, padahal teks aslinya tertulis nama Ra atau Horase.
2. Para Firaun menggunakan batu bata dalam membangun bangunan tinggi
Firaun menyuruh Haman untuk membangun bangunan tinggi dengan bahan baku batu bata. Ini bisa dinilai sebagai kemukjizatan historis dalam Al Qur'an. Padahal ada keyakinan yang kuat di kalangan sejarawan bahwa batu bata itu belum ada pada masa Mesir Kuno sebelum masa Romawi.
Patry, seorang ahli kepurbakalaan, mengungkap sejumlah batu bata bakar yang dipergunakan untuk membangun kuburan dan pondasi konstruksi, yang semuanya ternyata merujuk pada era Firaun (Ramses II), Mrinbtah, dan Seti II yang berasal dari Dinasti IX (1308-1184 SM). Lokasinya tak jauh dari Be Ramses atau Qanthir, yang merupakan ibukota para Firaun itu di Timur Delta.
3. Petunjuk pada salah satu orang terdekat Firaun bernama Haman
Prof. Morris Bokay menjelaskan, "Al Qur'an menyebut seseorang bernama Haman yang merupakan orang terdekat Firaun. Orang ini diminta Firaun untuk membangun bangunan yang tinggi yang akan dipergunakannya untuk mencapai Tuhan yang dipercaya Musa. Ini merupakan bentuk pelecehan Firaun pada Musa."
Morris juga mencoba mencari tahu sejarah orang bernama Haman. Nama ini sangat berkaitan dengan Hieroglif, maka sangat mungkin namanya tersimpan di salah satu dokumen masa Firaun.
Pada akhirnya Morris merujuk Dictionary of Personal Names of the New Emperium, dan terbukti nama Haman tertulis dalam kamus tersebut.
Lebih dari itu, ia juga menemukan bahwa profesi Haman, seperti yang dijelaskan dalam bahasa Jerman adalah ketua pekerja konstruksi. Namun, tidak ada petunjuk tahun dituliskannya teks tersebut. Hanya ada keterangan bahwa itu ditulis pada masa kekaisaran yang ada pada masa Nabi Musa.
Profesi yang tercantum dalam tulisan itu memberikan petunjuk bahwa yang bersangkutan sibuk mengerjakan bangunan, yang mendorong kita untuk memikirkan kemiripan yang mungkin bisa ditangkap antara perintah yang dikeluarkan Firaun seperti yang dikutip dalam Al Qur'an dengan penjelasan yang ada pada tulisan itu.
“Firaun berkata, ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Haman, bakarlah tanah liat untukku, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk pendusta.”
(QS. Al Qashash: 38)
Sumber: Ensiklopedia Mukjizat AlQuran dan Hadis Jilid 1, Hisham Thalbah dkk.