Bikin Kangen, 5 Tradisi Menyambut Ramadhan Sebelum Wabah COVID-19

Muslimahdaily - Bulan Ramadhan sudah semakin dekat. Namun, tahun ini sepertinya akan menjadi Ramadhan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Semenjak penyebaran virus corona yang semakin parah di Indonsia, pemerintah dan lembaga keagaman telah mengeluarkan kebijakan bagi warganya untuk berkegiatan dan beribadah dari rumah.

Hal tersebut tentunya berdampak pada seluruh ibadah jamaah yang bisa dilakukan selama bulan Ramadhan, seperti shalat tarawih, itikaf, shalat wajib jamaah dan yang lainnya. Selain itu, tradisi menyambut Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia juga mungkin akan ditiadakan tahun ini.

Biasanya, masyarakat Indonesia akan beramai-ramai berkunjung ke rumah saudara dan kerabat, anak kecil dan dewasa memenuhi jalan membawa obor, tabuhan bedug keliling lingkungan dan masih banyak lagi yang mungkin tak bisa kita rasakan pada bulan Ramadhan tahun ini.

Untuk mengenang kembali, berikut beberapa tradisi menyambut Ramadhan di berbagai daerah di Indonesia.

1. Munggahan

Tradisi munggahan biasanya dilakukan oleh keluarga dari tanah Sunda Jawa Barat. Mereka akan memanfaatkan momen seminggu atau dua minggu sebelum puasa untuk berkumpul bersama teman, saudara dan kerabat untuk makan bersama.

Selain makan-makan, biasanya mereka juga akan saling meminta maaf untuk mempersiapkan diri masuk pada bulan suci penuh dengan keberkahan.

2. Nyorog

Kalau masyarakat Sunda ada munggahan, maka masyarakat betawi punya istilah nyorog. Tradisi nyorog ini selalu dilakukan setiap memasuki bulan Ramadhan. Nyorog adalah kegiatan membagikan bingkisan ke anggota keluarga atau tetangga dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

Tradisi ini biasa dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua. Bertujuan untuk meminta kelancaran ibadah selama satu bulan.

3. Meugang

Meugang merupakan salah satu tradisi yang apik dipelihara oleh masyarakat Aceh. Mereka akan menyambut bulan Ramadhan dengan memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga dan yatim piatu. Tradisinya hampir sama seperti saat idul adha, mereka akan menyembelih kurban berupa kambing ataupun sapi.

4. Malamang

Tradisi malamang berasal dari masyarakat Sumatera Barat. Mereka akan menghidangkan lemang yang terbuat dari beras ketan hitam atau
beras ketan merah.

Malamang biasanya harus dikerjakan oleh banyak orang. Hal ini dikarenakan ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Seperti mencari bambu sebagai tempat adonan lemang, mencari kayu bakar untuk memanggang dan mempersiapkan bahan-bahan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang erat.

5. Dugderan

Dugderan adalah festival seperti karnaval pada umumnya. Ini adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Semarang sejak zaman kolonial. Dugderan merupakan pertanda dimulainya ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Dinamakan dugderan karena dug ini berarti bunyi bedug dan deran berasal dari bunyi petasan. Jadi dugderan identik dengan festival yang di dalamnya ada suara bedug dan petasan.

Namun, saat ini dugderan memiliki pergeseran makna menjadi semacam pesta rakyat. Di dalamnya banyak tradisi dan tari-tarian.

Sekian, semoga dengan tidak adanya tradisi ini kita akan tetap bisa memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang gembira. Aamiin.

Add comment

Submit