Muslimahdaily - Saat ini kita bisa dengan mudah untuk mengetahui lokasi sebuah tempat, mencari tahu bagaimana caranya untuk menuju kesana hanya dengan cara mengetiknya di smartphone. Maka Global Positioning System (GPS) akan segera menemukannya. Namun, tahukah kamu bahwa ratusan tahun yang lalu ada seorang wanita cerdas yang ikut berjasa menemukan cara untuk menentukan arah?

Dia adalah Mariam Al Ijliya Al Astrulabi, seorang astronom wanita yang tinggal lahir di Syria pada abad ke-10. Mariam dikenal sebagai sosok ilmuan muslimah yang mengembangkan Astrolab, alat yang berfungsi untuk menentukan posisi bulan, matahari, bintang dan planet.

Umat muslim secara khusus menggunakannya untuk menentukan arah kiblat, waktu shalat dan juga mulainya bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Kisah Mariam berawal dari sang ayah yang juga seorang pembuat astrolab yang sangat terkenal di Baghdad. Ia selalu melihat sang ayah saat sedang bekerja dan mulai tertarik dengan dunia astronomi. Ayahnya pun menurunkan ilmu yang dimiliki kepada putri tercintanya.

Seiring berjalannya waktu, Mariam terus belajar tentang rumus matematika yang kompleks, perhitungan dan presisi yang tepat untuk bisa menghasilkan astrolab yang baik. Perjuangan Mariam akhirnya membuahkan hasil, ia berhasil menciptakan inovasi dan teknik yang lebih rumit untuk astrolab miliknya.

Bahkan penemuan Mariam juga telah membuat Sayf Al Dawla, pemimpin di kota Aleppo terkesima dengan karyanya. Nama Mariam pun akhirnya mulai terdengar di seluruh penjuru kota. Sang pemimpin akhirnya memutuskan untuk mempekerjakan Mariam dan ayahnya di istana miliknya yang bertepat di Aleppo.

Penghargaan untuk Mariam Al Ijliya

Meski tak banyak yang menceritakan kisah hidup Mariam Al Ijliya, seorang astronom dari Amerika Henry E. Holt, mengabadikan Mariam dengan memberik nama Astroid yang ada di sabuk utama dengan nama 7060 Ijliya. Hal ini Henry lakukan saat sedang melakukan penelitian Utama Asteroid di Obsevatorium Palomar.

Nama Ijliya merupakan bentuk penghargaan bagi Marian sebagai ilmuan muslimah pembuat astrolab.

Selain itu, seorang penulis berdarah Nigeria dan Amerika bernama Nnedi Okorafor memberikan penghargaan pada Mariam dengan menuliskan novel berjudul 'Binti' dan menjalin tokoh utama cerita seputar Mariam. Novel ini telah mendapatkan penghargaan Nebula.

Mariam akan menjadi inspirasi bagi para wanita muslimah yang ingin mengejar citanya menjadi seorang ilmuan atau bahkan astronom hebat. Tetap bercita-cita dan berusah mewujudkannya ya sahabat muslimah, tentu untuk menjadi orang yang bermanfaat di dunia.

 

Suha Yumna

Add comment

Submit