Muslimahdaily - Tanah Abang saat ini dikenal sebagai pusat perbelanjaan tekstil yang sangat besar di Asia. Roda ekonomi berputar sangat kencang di wilayah ini hingga mungkin sempat terlupakan seperti apa wajah Tanah Abang di zaman dulu.
Jauh sebelum blok-blok toko di Tanah Abang berdiri, para pejuang dari Kerajaan Mataram berusaha merebut Batavia yang berada di bawah kekuasaan VOC pada abad ke-16 Masehi. Namun kekalahan harus diterima Mataram yang saat itu dipimpin oleh Sultan Agung. Sebagian tentara memilih kembali dan sebagian lagi bersembunyi dan menetap di Batavia.
Adalah KH. Muhammad Asyuro, putra dari salah seorang pasukan Mataram yang menetap di Batavia. Muhammad Asyuro mendirikan sebuah surau kecil pada tahun 1740. Surau ini pun menjadi tanda keberadaan Islam di wilayah Tanah Abang kala itu. Surau yang hanya berukuran 12x8 meter persegi pada mulanya ini menjadi warisan yang terus dipelihara hingga bisa berkembang di tahun 1915. Seorang tokoh Arab bernama Abu Bakar bin Muhammad bin Abdurrahman Al Habsyi mewakafkan tanahnya seluas 1.142 meter persegi untuk mengubah surau tersebut menjadi sebuah Masjid.
Masjid ini pun berdiri hingga saat ini dan dikenal dengan Masjid Al-Makmur. Untuk mempertahankan nilai sejarahnya, Masjid Al-Makmur masih berasitektur kuno ala Timur Tengah. Hal ini bisa terlihat pada kusen pintu, jendela yang sangat eksotik bergaya abad 17-an. Tak hanya itu, ornamen klasik lain juga bisa terlihat darii menara dan juga kubah Masjid Al-Makmur.
Saat ini, Masjid Al-Makmur masih berdiri kokoh menjadi tempat peraduan para muslim dan muslimah kepada sang Ilahi di tengah padatnya aktivitas di sekitar Masjid. Sebagai salah satu Masjid pertama di Jakarta, Masjid Al-Makmur harus terus dipelihara dan dijaga.