Muslimahdaily - Masjid yang terletak di sebelah timur Madinah ini awalnya dikenal dengan nama Masjid Mushalla atau Al Mushalla. Nama ini berawal ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Ied di lapangan terbuka. Salah satu tempat yang digunakan Rasulullah saat shalat ied itu terletak di kawasan Al Manakha, 300 menter dari Masjid Nabawi.
Dari hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa, setiap kali Rasulullah melalui Al Mushalla, beliau akan menghadap ke arah kiblat dan berdoa.
Melansir Republika, untuk meghormati kebiasaan Rasulullah tersebut, maka dibangunlah Masjid di sana, yang diberi nama Mushalla. Di sinilah Rasulullah biasanya mendirikan shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Kini, Masjid Mushalla dikenal sebagai masjid Al Ghamamah. Al Ghamamah sendiri mempunyai arti yaitu bernaung atau awan yang menaungi. Kisahnya, saat itu Rasulullah yang sedang menyampaikan kutbah Idul Fitri sementara para jamaahnya terlihat gelisah karena kepanasan. Kemudian datanglah mendung atau awan menaungi mereka hingga kutbah Rasulullah usai. Untuk itulah masjid ini dinamakan Masjid Al Ghamamah.
Riwayat lain menceritakan bahwa pada tiap musim paceklik yang terjadi di Madinah, seluruh warganya meminta Rasulullah untuk berdoa dan memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan. Tak jarang juga Rasulullah akan shalat dan berdoa di Al Mushalla tersebut.
Masjid Al Ghamamah pertama kali dibangun pada tahun 87-92 H di masa Gubernur Madinah, Umar bin Abdul Aziz. Kemudian pada tahun 761 H direnovasi oleh Sultan Mamalik, Hasan bin Muhammad Qalawun ash-Shalihi. Masjid Al Ghamamah kembali direnovasi pada masa Sultan Inal pada tahun 861 H dan akhirnya disempurkanakan oleh Sultan Abdul Majid I.
Bentuk kubahnya yang seperti bola runcing jadi ciri khas Masjid Al Ghamamah. Masjid Al Ghamamah memiliki sejarah penting bagi umat Islam. Hingga kini, Masjid tersebut masih berdiri kokoh dan megah di Madinah, Arab Saudi.