Muslimahdaily - Wayang secara harfiah berarti bayangan. Ia merupakan istilah untuk menunjukkan teater tradisional di Indonesia yang telah ada sejak 1500 tahun sebelum masehi. Wayang merupakan sebuah seni pertunjukkan yang sangat berkembang pesat dan telah diakui dunia karena keunikannya.
Pada 7 November 2003 UNESCO menobatkan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur asli Indonesia. Wayang terlahir di masa silam dari nenek moyang Suku Jawa. Pada masa itu wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa.
Seni pertunjukkan wayang sendiri disukai oleh semua lapisan masyarakat. Bukan hanya di Jawa, kini wayang juga akrab dan sering disajikan di acara-acara sakral di seluruh dunia. Kesukaan masyarakat jawa pada seni pertunjukkan wayang berpengaruh terhadap proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Adalah Sunan Kalijaga adalah salah satu Wali Songo (sembilan wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa melalui seni wayang.
Raden Mas Syahid merupakan nama kecil Sunan Kalijaga yang lahir pada 1450 Masehi di Tuban, Jawa Timur. Ia merupakan keturunan ningkat putra seorang Bupati Tuban bernama Tumenggung Wilatikta. Sunan Kalijaga adalah murid dari Sunan Bonang. Dalam menyebarkan agama Islam, cara pendekatan yang dilakukan Sunan Kalijaga adalah dengan memakai sarana kesenian dan kebudayaan.
Sunan Kalijaga mengawali dakwahnya di Desa Kalijaga, Cirebon. Ia mengislamkan penduduk sekitar termasuk Indramayu dan Pamanukan. Cara yang dipilih Sunan Kalijaga dalam berdakwah ini dinilai sangat unik. Wayang dan gamelan menjadi sarana untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada Masyarakat. Melalui si’ir atau kidung berbahasa Jawa, Sunan Kalijaga mengajak masyarakat lebih mendalami agama Islam.
Sunan Kalijaga terlebih dahulu mempelajari watak dan budaya penduduk sekitar. Ada kalanya mereka merupakan tatanan masyarakat yang mudah lari jika dipaksa untuk mengikuti sesuatu yang baru bagi mereka. Akan tetapi, mereka suka dengan kesenian, keramahan, dan nilai-nilai luhur yang serupa.
Dirinya kerap menyumbangkan ide seperti perencanaan alat-alat pertanian, desain pakaian, permainan tradisional untuk anak-anak, hingga musik gamelan. Banyak karya-karya yang sudah dibuat Sunan Kalijaga yang dijadikan media berdakwah di masyarakat. Seperti tembang Lir-ilir yang masih diajarkan masyarakat khususnya masyarakat Jawa.
Saat berdakwah menggunakan Wayang, Sunan Kalijaga mengganti cerita wayang yang sebelumnya berisi tentang Ramayana dan Mahabarata dari ajaran Hindu dengan memasukan cerita-cerita Islam. Bentuk wayang pun juga diubah, yang mana sebelumnya berbentuk manusia menjadi bentuk kreasi baru yang mirip karikatur. Pada saat itu, masyarakat bebas untuk menyaksikan, namun dengan syarat, mereka harus berwudhu dan mengucap syahadat sebelum masuk masjid.
Dari tangan sunan Kalijaga tumbuh wajah Islam dengan menanamkan nilai ketauhidan, ajaran syari’at, serta nilai akhlak, berlandaskan ajaran Islam. Tradisi tahlilan, sulukan, sedekat bumi, hingga arsitektur masjid yang bernuansa Jawa juga kerap dikaitkan dengan spirit dakwahnya.