Masjid Cheng Ho Surabaya, Bukti Akulturasi Seni Bangunan dengan Budaya Islam

Muslimahdaily - Laksamana Cheng Ho adalah seorang pelaut dan penjajah ulung yang melakukan ekspedisinya antara tahun 1405 sampai tahun 1433. Ia merupakan orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok. Di Indonesia, namanya diabadikan dalam sejumlah tempah ibadah.

Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya atau yang akrab dikenal Masjid Cheng Ho, merupakan masjid yang unik karena bangunannya lahir dari akulturasi budaya Tionghoa dan Islam. Alhasil, bentuk masjid ini mirip dengan kelenteng.

Berlokasi di Jalan Gading No.2, Ketabang, Genteng, Surabaya, masjid ini berada sekitar 1.000 meter di sebelah utara Gedung Balai Kota Surabaya dan Terletak di kompleks gedung serba guna Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Surabaya, Jawa Timur.

Masjid Cheng Ho sebenarnya tak hanya berada di Surabaya, namun juga ada di beberapa tempat. Namun, kali ini Muslimahdaily akan membahas Masjid Cheng Ho Surabaya. Berikut beberapa hal yang perlu Sahabat Muslimah ketahui megenai masjid ini.

1. Latar belakang nama masjid

Dilansir dari berbagai sumber, penamaan masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, seorang laksamana asal Tionghoa yang memilih Islam sebagai agamanya. penghormatan ini tidak lain karena kontribusinya dalam menyebarkan agama Islam.

2. Sejarah masjid Cheng Ho Surabaya

Masjid Cheng Ho Surabaya dibangun oleh para pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Jawa Timur serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya. Pembangunan masjid ini dibuat mirip seperti kelenteng sebagai wujud penghormatan sosok laksamana Cheng Ho yang membawa misi perdamaian dan seorang muslim yang taat ibadah.

3. Mengenal sang arsitek masjid

Arsitek masjid ini ialah seorang Ir. Abdul Aziz dari Bojonegoro. Desain yang ia buat diduga kuat terilhami dari salah satu masjid yang ada di Beijing yang kemudian dipadukan dengan budaya setempat dan budaya Islam itu sendiri.

4. Arsitektur Masjid

Arsitektur masjid yang menyerupai kelenteng ini diduga kuat terilhami dari Masjis Niu Jie (Ox Street) di Beijing yang dibangun pada tahun 996 M. Masjid yang didominasi warna merah ini, sebagaimana kelenteng, memiliki delapan sisi yang melambangkan Pat Kwa yaitu keberuntungan atau kejayaan dalam bahasa Tiongkok.

Selain bentuknya yang sarat akan makna, luas utama bangunan ini adalah 11x9 meter persegi, yang mana angka 11 dimaknai sebagai ukuran Ka’bah saat baru dibangun dan angka 9 melambangkan jumlah Wali Songo. Lalu, gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atap utama dan mahkota masjid. Kemudian, pintu masuk masjid ini menyerupai sebuah pagoda.

5. Peresmian Masjid Cheng Ho

Pembangunan masjid ini diawali dengan peletakkan batu pertama pada 15 Oktober 2001 bertepatan dengan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada tanggal 13 Oktober 2002 proses pembangunan selesai dan masjid sudah dapat digunakan untuk beribadah. Kemudian, pada 28 Mei 2003 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini oleh Menteri Agama Prof.Dr. Said Agil Husin Al Munawar.

Nah, itu dia beberapa hal mengenai Masjid Muhammad Cheng Ho. Bagaimana Sahabat Muslimah? Selain unik, bangunannya yang sarat makna membuat kamu semakin penasaran dan ingin mengunjungi masjid ini kan?

Add comment

Submit