Muslimahdaily - Masjid Sheikh Lotfollah adalah sebuah salah satu mahakarya arsitektur Islam Persia. Masjid ini berdiri di sisi timur Lapangan Naghs-i Jahan, Estahan, Iran. Meski tidak memiliki menara dan halaman seperti masjid megah khas abad ke-17 lainnya, hal ini tak mengurangi keindahan Masjid Sheikh Lotfollah.

Masjid Sheikh Lotfollah didesain oleh arsitek Sheikh Bahai atas perintah Raja Safawi kelima Shah Abbas Agung. Butuh waktu 16 tahun untuk membangun masjid ini dari 1603 hingga 1619.

Masjid ini kaya akan desain dan interior yang unik. Tak heran jika masjid ini masuk dalam situs warisan dunia UNESCO. Masjid yang anggun ini didekorasi dengan beberapa mosaik terbaik dari masa itu. Ubin pucat pada kubah dapat berubah warna, mulai dari krim hingga merah muda, tergantung kondisi cahaya.
( Foto: irandoostan )

Tanggal dimulainya pembangunan bisa dilihat di pintu masuk utama masjid yang ditulis oleh pembuat miniatur Persia dan ahli kaligrafi tersohor Reza Abbasi. Nama Sheikh Lotfollah didedikasikan untuk ayah mertua Shah Abbas, Sheikh Lutfullah seorang ilmuwan Islam serta guru agama terkemuka yang dihormati dan meninggal pada 1622.

Terdapat gambar merak yang dilukis di tengah lantai bawah kubah. Pada waktu tertentu sinar matahari akan meningkatkan ekor merak. Konon, masjid ini dibangun untuk para perempuan dari keluarga raja atau dikenal dengan Harem. Inilah yang menjadi alasan tak ada lapangan dan menara yang biasanya digunakan untuk menyerukan imbauan shalat kepada masyarakat luas.

Selain itu masjid ini memiliki terowongan antara masjid dan Istana Ali Qapu, yang memungkinkan wanita untuk menghadiri shalat tanpa terlihat di depan umum. Itulah alasan masjid Sheikh Lotfollah disebut juga sebagai masjid wanita.

( Foto: irandoostan )

Keindahan masjid ini tampak dari permainan cahaya dan warna pada setiap bagian. Permainan warna ini muncul dari 16 jendela di bagian bawah kubah. Fasad bangunan dibuat dengan marmer yang dihiasi mosaik tujuh warna yang dikenal dengan haft-rang di Persia.

Masjid Sheikh Lotfollah terdiri dari ruangan yang berkubah tunggal (19 meter di satu sisi), dikelilingi oleh ruangan dan pintu gerbang yang menghadap ke alun-alun.

Keunikan dari masjid ini adalah perbedaan arah kiblat dan pintu masuk utama. Alhasil, sang arsitektur merancang lorong L yang menghubungkan pintu masuk ke arah kiblat. Sehingga kubah dengan tinggi 32 meter berdiameter 12 meter dan pintu masuk utama masjid tidak berada pada poros yang sama. Hal itu, tampak dari kubah masjid yang tidak sejajar dengan pintu masuk masjid.

Kubahnya adalah salah satu dari beberapa kubah single shell dari arsitektur Safavid dengan struktur yang terdiri dari tiga tingkat. Bagian interior kubah akan memancarkan motif bunga saat terkena sinar matahari. Pada bagian luar kubah dihiasi dengan arabesque motif bunga putih, biru, dan hitam dengan latar belakang kuning. Di Sekitar kubah juga dihiasi dengan vas dan burung merak disertai tulisan-tulisan Al-Qur’an.

Masjid ini memiliki dinding tebal yang ditutupi dengan ubin biru, putih dan kuning. Mihrab masjid juga tak luput dari sorotan lantaran Mihrab semi berkubah ini dihiasi mosaik halus dengan ornamen rumit dan motif bunga.