Muslimahdaily - Sahabat Muslimah, tahukah kamu bahwa penyebaran ajaran Islam juga dilakukan di Cina bahkan saat masih dalam masa kedinastian? Jejak penyebaran ajaran Islam di masa kedinastian Cina ini dijelaskan oleh sejarawan muslim Hui yang terkemuka, Prof. Djamal al-Din Bai Shouyi atau dikenal juga dengan panggilan Bai.
Bai menjelaskan sejarah penyebaran dan perkembangan agama Islam di masa kedinastian Cina melalui bukunya, Zhongguo Yisilan Shi Cun Gao, 1983.
Di dalam bukunya tersebut dijelaskan bahwa Cina dan Arab sudah menjalin hubungan sekitar 500 tahun sebelum Islam terbentuk. Diketahui bahwa setelah runtuhnya Dinasti Han, kapal-kapal pedagang Cina kemudian mulai berlayar ke Arab melalui Telur Persia. Hal sebaliknya pun terjadi, dimana orang-orang Persia dan Arab yang berlayar dari Teluk Persia mulai banyak berdatangan ke Cina.
Kemudian masyarakat Cina memberikan julukan kepada pendatang yang berasal dari Teluk Persia tersebut sebagai orang dari Negeri Dashi. Maka dari itu, agama Islam dikenal dengan sebutan Dashi Fa atau ajaran Dashi.
Namun, pada buku yang ditulis oleh Bai, tidak disebutkan tahun pasti kapan Islam mulai masuk pertama kali di Cina. Tetapi, ia meyakini bahwa kemungkinan Islam masuk ke Cina melalui para pedagang Muslim dari Dashi.
Kemudian, terdapat sumber lain yang menjelaskan bahwa diperkirakan Islam mulai masuk ke Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M).
Berbeda dari pendapat Bai, dikutip dari Republika.co.id, pada masa Dinasti Tang, ajaran Islam dibawa oleh panglima Muslim, Saad bin Abi Waqqash RA di masa Khalifah Utsman bin Affan RA. Masuknya ajaran Islam ke Cina pasa masa Dinasti Tang ini juga didukung oleh Chen Yuen yang dalam bukunya, A Brief Study of The Introduction of Islam to China, ia menjelaskan bahwa Islam masuk ke Cina sekitar tahun 30 H atau 651 M.
Selain itu, sejarah masuknya Islam ke Cina ini juga dijelaskan dalam buku lain, Muslims in China oleh Ibrahim Tien Ying Ma. Dalam buku ini dijelaskan secara lengkap mengenai perjembangan Islam di Cina sejak awal masuk sampai tahun 1980-an.
Selama Dinasti Tang dan Dinasti Song tersebut, banyak Masjid yang turut dibangun di pesisir Cina dikarenakan banyaknya orang Dashi yang menetap di sana. Saad bin Abi Waqqas yang diketahui sebagai panglima Muslim yang membawa ajaran Islam itu diyakini sebagai orang yang membangun Masjid Huai Sheng di Guangzhou.
Kemudian, kedudukan orang Islam lama kelamaan semakin meninggi, terutama pada Dinasti Yuan (1206-1368 M). Bahkan menurut Bai, terdapat 16 Muslim yang memegang jabatan strategi di istana. Sedangkan pada tingkat daerah, terdapat 32 Muslim yang menduduki posisi penting.
Populasi Muslim pun semakin meninggi dan menyebar luas selama Dinasti Yuan tersebut. Hal ini dikarenakan hadirnya perkawinan antara orang-orang Dashi atau Islam dengan masyarakat lokal. Pada masa dinasti tersebut, masyarakat Cina memberikan julukan Huihui kepada kaum Muslim.
Namun, kejayaan Islam di Cina pun mulai menurun setelah Dinasti Yuan diruntuhkan oleh Dinasti Ming (1368-1644 M). Mulai muncul aturan-aturan diskriminasi pada kaum Muslim. Hal ini pun tetap terjadi setelah Dinasti Ming digantikan oleh Dinasti Qing (1616-1911 M).
Walaupun mendapatkan perlakuan diskriminasi, cendekiawan muslim Cina tidak pantang menyerah untuk tetap mempertahankan agama Islam. Kemudian, ia memiliki ide dalam mengembangkan Islam melalui pendidikan.
Cendekiawan muslim tersebut mulai memanfaatkan Masjid sebagai sarana madrasah untuk mengajarkan membaca Al-Qur'an.
Melalui pendidikan dan semangat dari cendekiawan muslim Cina untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam, akhirnya Islam di Cina pun dapat bertahan hingga saat ini.